Segmen terbesar ketiga berdasarkan kontribusinya adalah segmen pengelola gedung, dengan kontribusi 2,58 persen terhadap total pendapatan. Hingga akhir Juni 2024, segmen ini berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 189,58 miliar atau tumbuh 4,57 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 181,3 miliar.
Hermawan menyebut, pertumbuhan pendapatan usaha lebih tinggi dibanding pertumbuhan beban pokok penjualan. Sepanjang enam bulan pertama, beban pokok penjualan meningkat sebesar 36,37 persen dari Rp 1,82 triliun menjadi Rp 2,48 triliun.
"Meskipun ada peningkatan, pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan usaha yang menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya-biaya. Hal ini mengindikasikan bahwa Bumi Serpong Damai berhasil menjaga margin keuntungan dari peningkatan penjualan," tuturnya.
Hal tersebut membuat laba kotor tumbuh 53,07 persen dari Rp 3,18 triliun pada kuartal II 2023 menjadi Rp 4,86 triliun pada kuartal II 2024. Peningkatan laba kotor ini, kata Hermawan menunjukkan bahwa BSDE berhasil mengoptimalkan pengelolaan beban pokok penjualan, yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan margin laba.
Hermawan mengklaim, Bumi Serpong Damai berkomitmen untuk memberikan nilai tambah kepada shareholder melalui penciptaan proyek-proyek baru yang berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. "Stabilitas finansial, manajemen aset yang efisien serta pengelolan liabilitas menjadi kunci pertumbuhan kami di masa mendatang.”
Pilihan Editor: Rekomendasi Kebijakan Ekonomi untuk Prabowo-Gibran jika Donald Trump Menang Pemilu AS