Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu pekan ini. Salah satu yang paling ditunggu pelaku pasar adalah pernyataan BI mengenai kebijakan ke depan. Bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) sudah mengisyaratkan pemangkasan pada September dan, Ibrahim memperikirakan, BI akan mengikutinya.
Lebih lanjut, BI sudah mengerek suku bunga sebesar 275 basis poin, dari 3,5 persen pada Agustus 2022 menjadi 6,25 persen saat ini. Pemangkasan suku bunga diharapkan bisa mendongrak kredit dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI juga akan memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate periode Agustus 2024.
Sementara itu, pelaku pasar internasional juga menunggu indikasi rencana The Fed untuk keputusan suku bunga berikutnya. Ibrahim menuturkan, The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada masing-masing dari tiga pertemuan yang tersisa pada tahun 2024, satu pengurangan lebih banyak dari yang diperkirakan bulan lalu. Lalu, lanjut Ibrahim, mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters mengatakan resesi tidak mungkin terjadi.
Anggota The Fed, Mary Daly dan Austan Goolsbee, selama akhir pekan mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran pada bulan September. Sementara itu, ujar Ibrahim, laporan pertemuan kebijakan terakhir yang akan dirilis minggu ini seharusnya menggarisbawahi prospek dovish. Ketua The Fed, Jerome Powell, akan berpidato di Jackson Hole pada Jumat mendatang dan investor berasumsi ia akan mengakui alasan pemangkasan suku bunga.
ILONA ESTHERINA
Pilihan Editor: Nasabah Jiwasraya Usai Audiensi: OJK Ini Solusi atau Bagian dari Masalah?