TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad, 5 September 2021, dimulai dari Menhub Budi Karya Sumadi meminta Jepang menyesuaikan harga konstruksi proyek MRT fase 2 hingga 3 langkah tips dari BCA agar nasabah terhindar dari penipuan lewat telepon.
Adapula berita tentang jumlah penumpang Bandara Ngurah Rai Bali naik dari 2.600 menjadi 6.000 per hari hingga Alibaba Group Holding Ltd. akan mendonasikan Rp 217 triliun untuk mendukung program kemakmuran bersama Presiden Cina Xi Jinping.
Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang kemarin:
1. Di Jepang, Menhub Lapor Kontraktor Terlalu Tinggi Patok Harga Proyek MRT Fase 2
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Jepang segera menyesuaikan harga konstruksi untuk proyek kereta MRT fase 2 agar pembangunan bisa segera dilanjutkan. Dia mengatakan harga yang dipatok oleh kontraktor Jepang saat ini terlalu tinggi.
“Pada proyek MRT Fase 2, masih ada permasalahan pada harga penawaran yang terlalu tinggi dari kontraktor Jepang,” tutur Budi Karya dalam keterangan tertulis pada Ahad, 5 September 2021.
Budi Karya bertolak ke Jepang untuk bersamuh dengan pemerintah setempat dan stakeholder. Pertemuan dihadiri oleh Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang; Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang; Menteri Negara Urusan Luar Negeri Jepang; Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuo Fukuda; Chief Executive Officer (CEO) Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda, serta beberapa pihak non-pemerintah Jepang lainnya.
Budi Karya ingin Jepang mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur transportasi di Indonesia, termasuk MRT. Dengan begitu, proyek-proyek yang dikerjasamakan antar-dua negara dapat selesai sesuai target waktu yang ditetapkan.
Pada 2020 lalu, PT MRT melaporkan pembangunan jalur MRT fase 2 akan menelan biaya investasi hingga tiga kali lipat untuk setiap kilometer dibandingkan dengan fase 1. Pada fase pertama, biaya investasi membutuhkan total Rp1 6 triliun untuk 16 kilometer atau Rp 1 triliun per kilometer.
Biaya investasi ditaksir lebih mahal karena fase 2 melewati area yang tanahnya tergolong lunak. Kondisi ini disebabkan lantaran tanah bercampur air laut dan adanya risiko penurunan muka air tanah di kawasan Jakarta Utara.
Baca berita selengkapnya di sini.