Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Celios Indikasikan Program Pensiun Tambahan untuk Bayar Utang Negara

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Untuk mempersiapkan dana pensiun, sudah saatnya melakukan riset instrumen investasi yang tepat. Berikut rekomendasi investasi untuk dana pensiun. Foto: Canva
Untuk mempersiapkan dana pensiun, sudah saatnya melakukan riset instrumen investasi yang tepat. Berikut rekomendasi investasi untuk dana pensiun. Foto: Canva
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Celios, Achmad Hanif Imaduddin mengatakan ada indikasi program pensiun tambahan yang akan diwajibkan pemerintah sebagai siasat untuk membayar utang pemerintah. Hal ini disebabkan terjadinya defisit anggaran yang diperkirakan mencapai angka Rp 600 triliun. “Ada indikasi penarikan iuran ini untuk melunasi utang pemerintah dan menutup defisit,” tuturnya pada Jumat, 13 September 2024.

Ia menjelaskan dana yang ditarik dari masyarakat lewat berbagai iuran, termasuk program dana pensiun tambahan tersebut akan masuk pada surat utang pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan SBN yang cukup agresif oleh pemerintah disebabkan pendapatan pemerintah dari pajak belum cukup untuk menutupi utang serta defisit yang ada.

Menurut Achmad, utang jatuh tempo pemerintah saat ini sudah menyentuh sekitar Rp 800 triliun dengan bunga utang sekitar Rp 500 triliun. Sehingga total utang sudah mencapai lebih dari satu kuadriliun. “Pemerintah butuh membayarkan utang ini sampai lebih dari satu kuadriliun dan jumlah ini enggak mungkin akan ditutup dengan pajak saja sehingga pemerintah perlu strategi yang lebih agresif melalui penerbitan SBN sehingga ada indikasi bahwa penarikan dana pensiun ini yang masuk ke SBN,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat seharusnya mempertanyakan maksud pemerintah di balik adanya wacana program pensiun tambahan ini. Terlebih lagi sebelumnya sudah ada wacana pemotongan pendapatan masyarakat lewat program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Karena dari banyak model penghimpunan seperti ini, menurut Achmad, banyak yang berakhir dengan gagal bayar.

Pilihan editor: Bulog akan Lanjutkan Impor Beras untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Baca juga:

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apindo Singgung Akuntabilitas hingga Kompetensi Pemerintah Kelola Dana Publik dalam Program Pensiun Tambahan

5 hari lalu

Ilustrasi karyawan tekstil. REUTERS/Coffi Seraphin Zounyekpe
Apindo Singgung Akuntabilitas hingga Kompetensi Pemerintah Kelola Dana Publik dalam Program Pensiun Tambahan

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti empat potensi persoalan di rencana pemerintah dalam program pensiun tambahan yang akan memangkas gaji pekerja untuk iuran. Apa saja?