TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah mengalami penguatan di angka Rp 15.402 pada akhir perdagangan sore hari ini, Rabu, 11 September 2024. Menurut Direktur PT Laba Forexindo, Ibrahim Assuaibi, kenaikan hingga 60 poin ini salah satunya disebabkan melemahnya indeks dolar.
“Pasar sedang dalam kondisi waspada sebelum pembacaan inflasi indeks harga konsumen Amerika Serikat yang dirilis Rabu ini,” papar Ibrahim dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo. Selain itu, debat sengit dua calon Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dengan Donald Trump, menurutnya turut memunculkan keraguan masyarakat terhadap Pilpres AS 2024.
Selain persoalan tersebut, kondisi keuangan Amerika juga dipengaruhi kemajuan rancangan undang-undang yang berencana membatasi bisnis dengan perusahaan-perusahaan bioteknologi asal Cina. Kebijakan yang sebenarnya mengalami kritik keras dari Beijing.
RUU tersebut menghadirkan potensi hambatan lain bagi hubungan AS-Cina, yang sudah tegang oleh pengenaan tarif perdagangan baru yang tinggi baru-baru ini pada industri-industri Tiongkok tertentu.
Sementara itu, meninjau kondisi dalam negeri pengamat ini juga melihat ada potensi kekecewaan pasar akibat informasi rencana pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan diberlakukan pada 1 Oktober mendatang.
Menurut Ibrahim, faktor kekecewaan pasar muncul karena informasi rencana pembatasan itu datang dari Bahlil Lahadila selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, Kepala Kantor Komunikasi Presiden memastikan pemerintah masih dalam tahap kajian terkait dengan pembatasan pembelian BBM. Di luar kondisi tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah masih akan menguat pada Kamis,12 September 2024 besok.
Pilihan editor: Jalankan Program Prabowo, Bahlil Sebut ESDM Berencana Bangun Pipa Gas dari Aceh sampai Jawa