Meskipun restrukturisasi telah berakhir, namun Bank Mandiri tetap memantau ketat kondisi usaha debitur melalui Early Warning Signal. Ali menyebut, restrukturisasi lanjutan dapat diberikan bila dibutuhkan.
“Khusus untuk debitur yang mendapat restrukturisasi Covid-19, mayoritas sudah masuk ke level normal seperti sebelum pandemi. Hanya tersisa sedikit di sektor-sektor tertentu," tuturnya.
Ali menambahkan, pemberian insentif yang sudah diambil oleh pemerintah dan OJK sudah tepat. Dengan demikian, kondisi perekonomian relatif lebih cepat pulih.
Sejalan dengan kondisi usaha yang membaik, Bank Mandiri optimistis kinerja para debitur akan terus tumbuh. Tingkat loan at risk atau LaR di Bank Mandiri tercatat sudah lebih rendah dibanding masa pandemi. "Ini menjadi indikator utama bahwa kita sudah siap tumbuh melampaui posisi sebelum Covid-19."
Sampai dengan Desember 2023, non-performing loan (NPL) Bank Mandiri telah menurun ke level 1,02 persen. Adapun NPL Coverage Ratio cukup memadai, mencapai 384,36 persen.
Pilihan Editor: Menjelang Lebaran, Pertamina Tambah Stok BBM di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara