TEMPO.CO, Jakarta - Jelang masa libur Idul Fitri 2024, Pertamina tambah stok BBM hingga LPG di wilayah Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara (Jatimbalinus). Pertambahan stok capai 5 hingga 15 persen.
“Pertamina melakukan penebalan stok 5 sampai 15 persen untuk BBM dan LPG di tempat penyimpanan hingga lembaga penyalur di seluruh Jatimbalinus,” kata Pejabat Sementara Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deny Sukendar kepada awak media, Senin 1 April 2024.
Pertambahan stok itu dilakukan mulai masa Ramadan hingga lebaran. Tepatnya pada 31 Maret hingga 21 April 2024.
Pertamina juga memprediksi puncak arus mudik pada tanggal 6 hingga 9 April 2024. Sementara arus balik pada 13 hingga 15 April 2024. Pada periode ini, Pertamina juga memprediksi kenaikan konsumsi BBM hingga LPG.
Rinciannya, BBM jenis Gasoline (bensin) terdapat kenaikan konsumsi sebesar 11,8% dari rerata normal harian. Berbeda dengan Gasoil (diesel) yang turun sebesar -14,8% dari rerata normal harian.
“Sebab, pada 5 hingga 16 April ada pelarangan kendaraan logistik melintas. Kendaraan itu biasa menggunakan diesel,” ucap pria yang akrab disapa Densu itu.
Sementara konsumsi LPG diprediksi meningkat sebesar 5,3 persen dari konsumsi normal. Rinciannya, LPG 3kg naik sebesar 5 persen dan LPG Non Subsidi naik 12,6 persen.
“Penjualan di Jatim mencapai 70 hingga 75 persen, angka itu paling tinggi dibanding Bali dan Nusa Tenggara. Sebab, Jatim adalah jalur lintas pemudik,” papar Densu.
Selain itu, Pertamina melakukan kinerja ekstra dengan membentuk Satgas Ramadan dan Idul Fitri mulai 25 Maret hingga 21 April 2024. Satgas ini akan memonitor distribusi dan kesiapsiagaan seluruh lembaga penyalur.
Pertamina juga kami menambah layanan 100 Motorist Pertamina Delivery Service dan 15 Kantong BBM berbentuk Mobil Tanki (Mobile Storage) di seluruh Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Mobile Storage ini akan siaga pada titik-titik rawan kemacetan, bencana dan konsentrasi pemudik, serta destinasi wisata utama di Jatimbalinus.
Pilihan Editor: Jasa Marga Beri Diskon Tol dari Jakarta hingga Semarang, Berapa yang Bisa Dihemat?