TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menuai kritik dari warganet di media sosial. Hal itu terjadi setelah beberapa orang mengaku dikenai bea masuk atau pajak atas kiriman barang dari luar negeri hingga ratusan juta rupiah.
Sejumlah kasus yang kini viral diperbincangkan di antaranya, pengiriman sepatu berharga Rp 10 juta yang kena pajak Rp 30 juta, pengiriman action figure, dan hibah alat pembelajaran tunanetra dari perusahaan Korea Selatan untuk sebuah sekolah luar biasa (SLB) di Jakarta yang dikenai bea masuk sebesar Rp 361 juta.
Akibatnya, akun media sosial Bea Cukai pun diserang warganet, termasuk Instagram @beacukairi. Selain mengeluhkan kinerja dan pelayanan, mereka membandingkan dengan instansi lain di Indonesia.
Berdasarkan pantauan Tempo pada Senin, 29 April 2024, berikut beberapa komentar warganet di Instagram @beacukairi:
“Bea Cukai tukang palak berseragam,” tulis @spezial_aleale.
“Bantuan SLB pun disuruh bayar (emoji tertawa),” tulis @pungkiworo.
“Di Indonesia, instansi yang dicintai rakyat cuma Damkar dan TNI hehe,” tulis @juanramadhan_.
“Serius buat SLB dipungut berjuta-juta? Wkwkwk,” tulis @andreahenriette_.
“Bea Cukai adalah mafia terhormat yang berlindung di balik instansi pemerintahan. Itu biasanya ada di film-film gitu kan,” tulis @asri513.
“Pengen nanya, gimana kerja, tetapi didoakan jelek terus sama masyarakat?” tanya @ivisyalala.
“Siapa yang ke sini gara-gara sepatu Rp 10 juta dan denda Rp 30 juta?” tanya @flo_raagmail.com2.
“90 persen lebih komentarnya berisi keluhan. Ini rakyat pada menuntut keadilan. Hayo loh @beacukairi, kalau aku mah mending tutup kolom komentar,” tulis @_redpenguin.
“Ini instansi nyusahin rakyat mulu,” tulis @iam.perrygood555.
“Gaji kalian kurang kah? Sampai nahan barang orang terus malak? Se-miskin dan se-kere itu kah atasan kalian?” tanya @__myusernamethis__.
Respons Sri Mulyani
Terkait berbagai keluhan yang diterima DJBC, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun buka suara. Dia mengaku sudah meminta lembaga tersebut untuk terus memperbaiki pelayanan dan mendengarkan masukan masyarakat.
“Saya telah meminta Bea Cukai untuk terus meningkatkan pelayanannya, karena masyarakat tentu berharap adanya kepastian, kecepatan, dan kenyamanan,” kata Sri Mulyani saat mengunjungi Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten yang diunggah dalam sebuah video di akun Instagram @smindrawati, Minggu, 28 April 2024.
Dia menjelaskan bahwa DJBC dalam melaksanakan tugasnya terdiri dari empat hal, yaitu revenue collector atau menghimpun pendapatan dari bea masuk atau pajak, trade facilitator atau fasilitator perdagangan, industrial assistance atau mendukung industri dalam negeri, dan community protector atau menjaga masyarakat.
Dia pun menginstruksikan DJBC untuk terus bekerja sama dengan para pemangku kebijakan. Dia sangat menghargai dan berterima kasih atas masukan yang diberikan untuk memperbaiki kinerja Bea dan Cukai.
“Hal penting lain yang saya mintakan, Bea Cukai harus mampu untuk terus berkomunikasi, mengedukasi, dan menjelaskan bahwa Bea Cukai harus melakukan banyak peraturan-peraturan yang merupakan aturan dari berbagai kementerian atau lembaga (K/L). Ini adalah sebuah tugas rumit, kadang mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi ini dengan tujuan untuk menjaga perekonomian Indonesia,” ucap Sri Mulyani.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: TKN Prabowo-Gibran Klaim Siap Kolaborasi untuk RAPBN 2025 Jika Diminta Jokowi