TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet merespons janji calon presiden atau capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang akan melakukan pemutihan utang dan kredit macet yang dihadapi petani. Yusuf menyebut, kebijakan ini tidak dapat dijalankan secara cepat karena butuh penyesuaian regulasi.
"Ketika kebijakan ini (penghapusan utang dan kredit) akan dijalankan maka akan ada penyesuaian dari regulasi yang sudah ada saat ini dan menyelaraskan regulasi tentu membutuhkan waktu. Saya kira tidak akan mudah kemudian menjalankan kebijakan ini secara cepat," ujar Yusuf dalam keterangannya kepada Tempo yang dikutip pada Sabtu, 6 Januari 2024.
Ia mengatakana jika berbicara mengenai penghapusan kredit dan utang dari lembaga konvensional seperti bank maka harus ada regulasi ataupun aturan hukum yang mengikat kebijakan tersebut.
Pemerintah, kata Yusuf, sebenarnya saat ini memiliki peraturan yang ditujukan untuk penghapusan kredit macet untuk UMKM. "Namun demikian saya tidak begitu yakin apakah kemudian aturan ini juga bisa berlaku sama untuk sektor pertanian," katanya.
Di sisi lain, kata dia, UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga masih menyebut hapus tagih termasuk merugikan negara.
Sebelumnya, calon presiden Ganjar Pranowo mengklaim akan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Demak jika menang dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Salah satu program yang ditawarkan adalah pemutihan utang dan kredit macet yang sedang dihadapi petani.
“Memang ada persoalan kemarin di nelayan, lalu petani ngomong kami juga ada. Kita menghitung kemarin kurang lebih kredit macetnya petani itu sekitar Rp 600 miliar. Maka kita akan juga hapuskan,” kata Ganjar saat menemui petani di Desa Wilalung, Demak, Jawa Tengah, pada Selasa, 2 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Menurut Ganjar kredit macet ini akan diputihkan atau dihapus agar petani tidak punya utang pada negara. Hanya saja, sekarang ini pihaknya sedang mengkaji terlebih dahulu agar program tersebut tepat sasaran.
“Tentu saja teknisnya kami akan melakukan pengecekan, mana yang memang karena situasi yang sulit, tapi mana yang itikadnya buruk. Kalo yang buruk tidak boleh,” kata Ganjar.
YOHANES MAHARSO | ADIL AL HASAN
Pilihan Editor: Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?