Di Desa Boa, Kecamatan Rote Barat, produksi minyak VCO dan massage oil. Produksi masih berjalan, karena semua hotel dan resort di Boa serta Nembrala mengambil produknya dari kelompok binaan itu.
Adapun di Desa Oeseli Rote Barat, produksi sabun mandi Minano dari bahan dasar rumput laut dan biji mangrove. Oeseli juga menjadi salah satu spot wisata di Rote Ndao. "Jadi ada yang mau ke tempat wisata Telaga Nirwana harus singgah di rumah produksi itu," ujarnya.
Hasil produksi Sabun Minano rata-rata sudah mencapai 300-400 potong dengan penghasilan sekitar Rp 16 juta. Dengan begitu, kelompok usaha itu sudah bisa bekerja sama dengan pihak perbankan untuk pinjaman kredit.
"Sudah ada MoU dengan bank daerah untuk berikan pinjaman untuk mendukung pengembangan usaha," kata Mikael.
Dia menambahkan ada dua kelompok masyarakat yang sudah mendapat dukungan dari dana desa yakni Landu Tii sebesar Rp 7 juta dan Oeseli sebesar Rp 5 juta.
"Progran Atsea lebih pada kapasiti buliding dan pendampingan. Jadi pelatihan awal kita dampingi sampai proses pemasarannya. Kita mulai bangun akses pasar, link dengan perbankan untuk tindaklanjuti ini," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) Rote Ndao, Jusup Mesakh berharap program Atsea di Rote Ndao yang dijadwalkan berakhir pada Desember 2023 diperpanjang, karena masyarakat belum mandiri.
Selanjutnya: "Saya berharap kerja sama yang dibangun..."