"Ini sekaligus menganulir cara berpikir orang yang mengatakan seolah-olah pengelolaan tambang di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional. Insya Allah ke depan investasi ini akan semakin baik,” kata Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil telah melakukan pertemuan dengan pihak BASF untuk mendiskusikan rencana investasi ini saat berada di World Economic Forum (WEF) Davos 2023 pada Januari lalu. BASF telah menyampaikan minatnya memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik, dengan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel per tahun dan 7,5 ribu ton kobalt per tahun.
BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia yang saat ini. BASF bekerja sama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai mobil listrik.
Menurut catatan BKPM, selama periode 2018-2022 Jerman menempati posisi ke-16 dalam peringkat negara asing dengan nilai investasi tertinggi. Total investasinya sebesar US$ 991 juta. Berdasarkan bidang usaha, investasi Jerman paling tinggi ada pada sektor industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam senilai US$ 308,4 juta dan investasi terbesar berada di Jawa senilai US$ 499,8 juta.
Pilihan Editor: Libur Lebaran, Jadwal Normal Operasional BCA Mulai 26 April 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini