Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alih-alih Kerek Tarif Pajak, Ekonom Sarankan Ini untuk Genjot Penerimaan Negara

image-gnews
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual berbicara tentang rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Menurut dia, pola pikir tentang ini harus diubah karena Indonesia masih merupakan negara berkembang. 

Alih-alih menaikkan tarif pajak dari 11 persen menjadi 13 persen, David menilai faktor institusional atau tata kelola lah yang harus dibereskan agar penerimaan pajak lebih optimal. "Jadi, governance kita masih gak begitu baik. Banyak pengamatan dari lembaga-lembaga multilateral, global melihat governance kita, korupsi dan lainnya masih cukup besar," katanya kepada Tempo dikutip Selasa, 23 Juli 2024.

Di sisi lain, David menyoroti banyaknya wajib pajak yang belum menaati kewajibannya. Namun, penegakan hukum atas itu belum optimal dan merata. Hal ini akhirnya menimbulkan ketimpangan margin keuntungan. 

"Saya sering mendengarkan keluhan juga. Bayar PPN, semua bayar dengan baik, tapi ternyata toko sebelah gak bayar, misalnya. Paling gak itu marginnya kan udah beda 11 persen keuntungannya yang bayar sama yang tidak bayar," tuturnya.

Dengan kondisi demikian, menurut David jika tarif pajak dinaikkan maka yang akan dikenai pajak lagi-lagi mereka yang taat pajak. Padahal, harusnya pemerintah membereskan dari segi penegakan hukumnya dulu.

"Bukan dari sisi tarifnya harus dinaikkan atau bagaimana, untuk mendapat pajak lebih besar. Kalau dinaikkan, nanti yang kena orang-orang yang sudah taat pajak ini. Seperti berburu di kebun binatang, itu saja yang kena. Padahal, yang lain belum bayar dengan benar."

Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN) sebagai janji kampanyenya. Prabowo ingin memisahkan Direktorat Jenderal Pajak atau Ditjen Pajak dari Kementerian Keuangan.

"Susah sih, aspek politiknya lebih kuat. Memang harus yang diperbaiki itu tadi aspek penegakan hukumnya dulu. Kita bentuk dua tiga lembaga lagi yang lain, kalau masalah governance atau penegakan hukumnya belum jalan, ya sama aja," kata David.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, kata dia paling tidak pemerintah bisa lebih fokus mengoptimalkan penerimaan negara setelah adanya BPN. Namun, lagi-lagi bukan dengan cara menaikkan tarif pajak, melainkan dengan diversifikasi. David menyebut, pemerintah mesti memberi stimulus bagi sektor-sektor yang unggul bersaing, diberi potongan pajak. 

Untuk sektor-sektornya, pemerintah harus mengkaji dan membuat cetak birunya secara detail. Dia mencontohkan Jepang yang kuat di sektor otomotif. David mengatakan, pemerintah Jepang tak sembarangan dalam mengenakan pajak. Semuanya dikaji karena di dalam ekosistem otomotif di Jepang banyak sekali sub-subsektor dan lapangan kerja yang terlibat. 

"Kalau memutuskan sesuatu, mereka pikirkan secara ekosistem. Nah, kita belum tuh pemikiran dari sisi ekosistemnya. Ini yang harus dipikirkan, mana yang harus diberi stimulus, mana yang bisa unggul di pasar global," tuturnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pendapatan negara semester I 2024 sebesar Rp 1.320,7 triliun. Pendapatan negara turun 6,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yakni Rp 1.407,9 triliun. Dia menyampaikan hal ini dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Senayan pada Senin, 8 Juli 2024.

Pendapatan negara dari pajak turun paling dalam, yakni 7,9 persen dibandingkan tahun lalu. Penerimaan pajak semester I 2024 sebesar Rp 893,8 triliun, sedangkan semester I 2023 sebesar Rp 970,2 triliun. 

Pilihan Editor: Pemerintah Bebaskan Pajak Sampai 20 Tahun hingga Kepemilikan Asing Diperbolehkan 100 Persen di Kawasan Ekonomi Khusus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


OJK Sebut Tetap Jaga Independensi Meski Terima APBN

9 jam lalu

Gedung OJK. Google Street View
OJK Sebut Tetap Jaga Independensi Meski Terima APBN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan menjaga independensi dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang meski menerima anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2025.


OJK akan Tambah Iuran Program Pensiun, Ini 6 Daftar Potongan Gaji yang Harus Dibayar Karyawan

22 jam lalu

Ilustrasi beberapa pekerja sedang rapat serius. shutterstock.com
OJK akan Tambah Iuran Program Pensiun, Ini 6 Daftar Potongan Gaji yang Harus Dibayar Karyawan

Ini 6 daftar potongan gaji yang harus dibayar karyawan. OJK akan tambah iuran program pensiun baru.


Deretan Kritik Faisal Basri ke Jokowi, dari Kenaikan PPN jadi 12 Persen, Oligarki, hingga Jebloknya Investasi

2 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Deretan Kritik Faisal Basri ke Jokowi, dari Kenaikan PPN jadi 12 Persen, Oligarki, hingga Jebloknya Investasi

Deretan kritik yang pernah disampaikan Faisal Basri kepada Presiden Jokowi, mulai dari kenaikan PPN jadi 12 persen hingga minat investasi yang turun.


Sebelum Meninggal, Faisal Basri Soroti 3 Hal Ini: Utang Pemerintah, Bagi-bagi Izin Tambang, dan PPN

2 hari lalu

Faisal Basri diwawancara di Gedung Tempo Media Jakarta, 4 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Sebelum Meninggal, Faisal Basri Soroti 3 Hal Ini: Utang Pemerintah, Bagi-bagi Izin Tambang, dan PPN

Ekonom senior Faisal Basri yang meninggal dunia pada Kamis dini hari, 5 September 2024, sempat menyoroti tiga hal ini.


Ernest Prakasa dan Abdur Arsyad Ikut Kritik Kebijakan Ekonomi dan Masalah Sosial Era Jokowi

4 hari lalu

Komika, sutradara, produser film, Ernest Prakasa. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ernest Prakasa dan Abdur Arsyad Ikut Kritik Kebijakan Ekonomi dan Masalah Sosial Era Jokowi

Kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah makin gencar disuarakan berbagai kalangan, termasuk Ernest Prakasa dan Abdur Arsyad.


Sri Mulyani: Anggaran yang Ditransfer ke Daerah Naik 9 Kali Lipat

5 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan tanggapan Pemerintah atas pandangan umum Fraksi soal RUU APBN 2025 dalam Rapat Paripurna ke-4 Masa Persidangan I tahun 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Rapat Paripurna tersebut beragendakan tanggapan Pemerintah terhadap pemandangan umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN tahun 2025 beserta Nota Keuangannya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sri Mulyani: Anggaran yang Ditransfer ke Daerah Naik 9 Kali Lipat

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran yang ditransfer ke daerah selama 10 tahun terakhir naik sekitar 9 kali lipat.


Begini Pola Penipu yang Mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak

5 hari lalu

Gedung Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Shutterstock
Begini Pola Penipu yang Mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mesti mencegah penipuan melalui email tagihan pajak menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap petugas pajak.


Sri Mulyani Beberkan Kontribusi APBN di Kesehatan: Anggaran Harus Terus Dijaga Kuat Disiplin agar Berkelanjutan

6 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan momen berfoto bersama dengan para Dokter Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit (Pernapasan/Respiratori) Persahabatan Jakarta, lewat unggahannya di akun Instagram @smindrawati, Sabtu, 31 Agustus 2024. Instagram/smindrawati
Sri Mulyani Beberkan Kontribusi APBN di Kesehatan: Anggaran Harus Terus Dijaga Kuat Disiplin agar Berkelanjutan

Sri Mulyani berpesan agar penggunaan APBN tetap dijaga sehat dan kuat. Mengapa?


Jokowi Harap Prabowo Lanjutkan IKN: Agar Tak Habis Sumber Energinya untuk Ganti Arah di Setiap Kepemimpinan

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menhan Prabowo Subianto (kedua kiri) dengan disaksikan Ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (kiri) di sela upacara penurunan duplikat Bendera Pusaka dalam rangka HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan upacara Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu 17 Agustus 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jokowi Harap Prabowo Lanjutkan IKN: Agar Tak Habis Sumber Energinya untuk Ganti Arah di Setiap Kepemimpinan

Presiden Jokowi berharap sejumlah proyek pembangunan yang dijalankan saat ia menjabat bisa dilanjutkan oleh presiden berikutnya, Prabowo Subianto.


5 Anak Orang Terkaya di Indonesia Pewaris Usaha dan Harta Kekayaan Para Konglomerat

6 hari lalu

Elaine Low. Dok National University of Singapore
5 Anak Orang Terkaya di Indonesia Pewaris Usaha dan Harta Kekayaan Para Konglomerat

Elaine Low, anak konglomerat Low Tuck Kwong terima saham Rp 122,4 triliun dari ayahnya. Bagaimana dengan Grace Tahir, Axton Salim, Putri Tanjung?