TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memastikan ketersediaan beras nasional hingga akhir 2024 akan tercukupi. Bayu menyebut bulog juga menjamin harga beras di pasaran akan stabil. "Stok cadangan beras pemerintah Insyaallah cukup. Stok sampai akhir tahun diperkirakan 1,5 juta ton, masih ada di gudang," kata Bayu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, di Kompleks Parlemen, pada Jumat, 6 September 2024.
Selain itu, Bayu mengatakan bulog juga akan menggunakan skema impor beras sebanyak 1,2 juta ton yang akan tiba di Indonesia sebelum akhir tahun ini. Langkah ini menurutnya untuk mengantisipasi produksi beras menurun dan menjaga stabilitas harga dan cadangan. "Tahun 2024 sampai dengan saat ini sudah 2,7 juta ton. Dalam dua tahun terakhir pemerintah telah mengimpor beras 5,7 juta ton," katanya.
Ketika dihubungi pada Senin, 2 September kemarin, Bayu Krisnamurthi mengatakan saat ini India telah kembali membuka keran ekspor beras. Penjelasan ini merepons rencana Bulog harus memenuhi target impor beras sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2024. "Kabarnya India sudah membuka ekspornya lagi," kata Bayu saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan pada Senin, 2 September 2024. Bayu tak menjawab apakah kuota 1,2 juta ton beras ini akan diimpor dari India.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas memastikan impor beras 1 juta ton dari India batal. Menurut Zulhas, impor beras batal karena India menyetop ekspor berasnya untuk mengamankan pasokan dalam negeri.
Harga pangan di negara tersebut, kata Zulhas, tengah melonjak dan mengakibatkan inflasi yang tinggi. India menyetop ekspor komoditas beras sejak Agustus 2023.
Dalam diskusi beberapa hari lalu, di Jakarta, Bayu mengatakan, pemerintah menyetujui Bulog mengimpor 3,6 juta ton beras pada tahun ini. Hingga Juli 2024, impor beras sudah mencapai 2,4 juta ton. Sehingga masih ada 1,2 juta ton kuota beras impor yang belum terealisasi.
Bulog saat ini tengah menyelesaikan kontrak impor beras sekitar 300.000 ton. Sehingga sisanya ada 900.000 ton lagi yang belum terkontrak dari total target 3,6 juta ton. Kepada Tempo, Bayu mengatakan untuk memenuhi kebutuhan beras di Indonesia, pemerintah melakukan impor beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Ihsan Reliubun berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: LPEI Tingkatkan Ekspor dan Komoditas Indonesia ke Negara Non-Tradisional