TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik atau Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan instansinya siap mendukung program makan bergizi gratis yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto. Program ini direncakan akan dimulai pada tahun depan dengan anggaran Rp 71 triliun.
“Peran Bulog itu harus betul-betul mendukung program Pak Presiden Terpilih (Prabowo Subianto) di makan gratis ini,” kata Wahyu saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Kamis, 12 September 2024.
Wahyu menjelaskan, pemerintah telah membentuk instansi yang diperlukan untuk menjalankan program makan bergizi gratis. Tugas Bulog, kata dia, di aspek kesediaan dan stok beras. Karena itu, dia menyebut momen penyerapan gabah saat ini menjadi penting.
Karena itu, Bayu menyebut akan menggandeng mitra-mitra untuk mengoptimalkan penyerapan gabah. Kelompok yang akan ditemuinya antara lain Induk Koperasi Unit Desa (Inkud), Perpadi, dan asosiasi penggilingan besar serta kecil. Kerja sama juga akan dilaksanakan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food. “Menurut saya kemitraan itu di era modern enggak bisa ditawar lagi,” kata dia.
Dukungan Bulog terhadap program ini tertuang dalam kesiapan memastikan kesediaan pasokan beras ketika diminta pemerintah. Ketika pemerintah memejnta pasokan segera diisi, saat itu juga Bulog akan bertindak. “Ini satu pekerjaan yang sangat mulia menurut saya,” kata dia.
Sedikit berbeda dengan Wahyu, Direktur Utama Perum Bulog yang baru saja dicopot, Bayu Krisnamurthi, pernah menyebut program makan bergizi gratis atau makan gratis yang dicanangkan Prabowo memerlukan manajemen luar biasa. Dia membandingkan program ini dengan program pembagian beras 10 kilogram beras dari cadangan beras pemerintah atau CBP.
“Kami menyalurkan 10 kg beras dalam keadaan kering dalam karung sebulan sekali itu saja sudah membutuhkan manajemen logistik yang luar biasa,” ujar Bayu dalam pertemuan dengan pemimpin dan redaktur media di Jakarta, dikutip Selasa, 23 Juli 2024.
Dibandingkan dengan program Bulog itu, Bayu mengatakan pengadaan makanan segar setiap hari akan menjadi tantangan manajemen yang luar biasa ekstra. Menurut dia, pembagian beras 10 kilogram tak ada apa-apanya dibanding program andalan Prabowo itu. “Tantangannya akan jauh lebih besar,” kata dia.
Dengan tim sinkronisasi Prabowo, Bayu mengatakan pernah beberapa kali berdiskusi ihwal makan gratis itu. Namun sampai saat ini, dia menyatakan belum ada gambaran tugas kepada Bulog untuk membantu pelaksanaan program itu. Dia hanya diminta tim presiden terpilih itu untuk menjaga pasokan beras di daerah-daerah. “Tidak terlibat langsung ke dalam program,” kata dia.
Pilihan Editor: Erick Thohir Rombak Direksi Bulog, Serapan Gabah Petani Menjadi Sorotan