Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Banjir Barang Impor, Industri Tekstil Makin Terpuruk

Reporter

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Buruh dari Aliansi Pekerja Textile Garment Dan IKM melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, 5 Juli 2024. Buruh menuntut pemerintah untuk segera menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil dari ancaman kebangkrutan dan PHK massal terkait derasnya produk tekstil impor murah yang masuk ke pasar dalam negeri tanpa proteksi dari pemerintah. TEMPO/Prima Mulia
Buruh dari Aliansi Pekerja Textile Garment Dan IKM melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, 5 Juli 2024. Buruh menuntut pemerintah untuk segera menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil dari ancaman kebangkrutan dan PHK massal terkait derasnya produk tekstil impor murah yang masuk ke pasar dalam negeri tanpa proteksi dari pemerintah. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nadin Heriaman meminta pemerintah segera melakukan tindakan serius atas banjirnya barang impor ilegal di dalam negeri. Dirinya mengatakan industri kecil menengah (IKM) tekstil harus tergerus sampai 70 persen imbas dari maraknya barang impor ilegal.

Nadin mengatakan bahwa permasalahan barang impor ilegal bukan barang baru bagi pihaknya. Sebab permasalahan yang sama sudah disuarakan sejak 2021. Akan tetapi, kondisinya tidak seburuk setelah diberlakukannya Permendag 8 tahun 2024. Dirinya mengatakan barang impor ilegal yang harganya relatif di bawah harga produksi dalam negeri menjadi penyebab utama banyak anggotanya yang berhenti berproduksi. Beberapa di antaranya terpaksa menjual dengan menurunkan HPP. 

“Jadi saat ini temen temen IKM itu agar bisa bertahan salah satunya menurunkan HPP (Harga Pokok Penjualan) bersaing dengan produk murah barang impor ilegal itu kan, yang mana asal jadi kan bahan cari murah, mungkin ke penjahit juga asal ada kerjaan, nah itu kan tidak baik dibiarkan , ini kan hanya menahan, lama-lama mah mohon maaf dengan kebutuhan engga akan kuat,” ujar Nadin saat ditemui di tengah aksi di depan Kementerian Keuangan Rabu, 17 Juli 2024.

Nadin mengatakan seharusnya pemerintah melindungi industri dalam negeri karena industri dalam negeri yang berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan serta menjadi penggerak ekonomi bangsa. Dia mengatakan saat pandemi covid-19 industri tekstil saat itu sudah terpukul. Akan tetapi, kondisi saat ini lebih buruk lantaran pengusaha tekstil harus berhadapan dengan barang murah yang masuk secara ilegal dari luar negeri. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Covid masih mending walau retail 40 persen tutup, tapi masih mending, masih mending dikarenakan apa, pabrik-pabrik besar kan gak buka. Hanya untuk bikin masker kan ke kami ke IKM, masih mending covid, parahnya sekarang, bener-bener dibunuh. Jadi kita engga bisa nunggu lama, jadi silahkan ada aturan regulasi mau dibikin tapi gimana langkah jangka pendeknya gimana, agar PHK tekstil bisa tertolong, kita IKM jangan mati lagi,” ujar Nandi.

Menanggapi satgas barang impor ilegal yang sedang dipersiapkan kementerian perdagangan dirinya menyambut baik langkah tersebut. Akan tetapi dirinya mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan langkah konkret pemerintah yang bisa segera dilakukan. Menanggapi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang enggan merevisi kembali Permendag nomor 8 Tahun 2024 dirinya memaklumi hal tersebut. Sebab dia mengatakan sebelum diberlakukan Permendag nomor 8 tahun 2024 pihak Kemendag sudah berusaha melindungi produk dalam negeri dengan diterbitkannya Permendag nomor 23 tahun 2023. Dia menambahkan dirinya tidak anti impor sebab pihaknya sanggup untuk bersaing dengan barang impor legal.

Pilihan Editor: Politikus Berburu Pekerjaan di BPK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satgas Impor Ilegal Belum Efektif, Hippindo Minta Fokus Sasar Barang Murah

1 hari lalu

Petugas tengah menata produk produk selundupan dari luar negeri yang siap di musnahkan di Kementerian Pergadangan, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Terhadap Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau satgas impor ilegal kembali menemukan barang tidak sesuai senilai Rp20 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Satgas Impor Ilegal Belum Efektif, Hippindo Minta Fokus Sasar Barang Murah

Hippindo sebut kinerja satgas impor legal belum efektif. Minta satgas fokus awasi barang impor ilegal berharga miring.


Satgas Impor Ilegal Mulai Bekerja, IPKB Sebut Nasib Industri Belum Membaik

2 hari lalu

Petugas tengah menata produk produk selundupan dari luar negeri yang siap di musnahkan di Kementerian Pergadangan, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Terhadap Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau satgas impor ilegal kembali menemukan barang tidak sesuai senilai Rp20 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Satgas Impor Ilegal Mulai Bekerja, IPKB Sebut Nasib Industri Belum Membaik

Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman sebut nasib industri kecil dan menengah belum membaik setelah pemberantasan impor ilegal. 20 persen justru gulung tikar.


Ramai Video Kaesang - Erina Turun dari Jet Pribadi, Barang Belanjaannya Tak Diperiksa Bea Cukai?

3 hari lalu

Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Ramai Video Kaesang - Erina Turun dari Jet Pribadi, Barang Belanjaannya Tak Diperiksa Bea Cukai?

Kaesang Pangarep dan istrinya Erina Gundono kembali jadi sorotan publik. Kali ini karena mereka diduga mendapat perlakuan khusus di bandara. Apa saja?


Industri Tekstil Belum Pulih, Pengusaha Ajukan BMAD Pakaian Impor

5 hari lalu

Pedagang tengah menata gulungan kain dalam toko di kawasan Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis, 11 Januari 2024  Industri tekstil menghadapi sejumlah kendala yang berdampak pada kinerja pelaku usaha. Tempo/Tony Hartawan
Industri Tekstil Belum Pulih, Pengusaha Ajukan BMAD Pakaian Impor

Pengusaha ajukan BMAD pakaian dan aksesoris pakaian. Buntut industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tak kunjung pulih.


Zulhas Sebut Impor Ilegal seperti Kuman: Tambah Kuat, Tambah Canggih

8 hari lalu

Petugas tengah menata produk produk selundupan dari luar negeri yang siap di musnahkan di Kementerian Pergadangan, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Terhadap Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau satgas impor ilegal kembali menemukan barang tidak sesuai senilai Rp20 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Zulhas Sebut Impor Ilegal seperti Kuman: Tambah Kuat, Tambah Canggih

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengumpamakan impor ilegal yang masuk dalam underground economy atau ekonomi bawah tanah seperti kuman.


Zulhas Ungkap Ada 35-40 Persen Barang Impor Tak Terdata: Hambatan RI jadi Negara Maju

8 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai menghadiri Forum Koordinasi Pengawasan Kegiatan Perdagangan (Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perdagangan Pusat dan Daerah) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Agustus 2024. TEMPO/Hendri Agung Pratama
Zulhas Ungkap Ada 35-40 Persen Barang Impor Tak Terdata: Hambatan RI jadi Negara Maju

Menteri Zulhas mengungkapkan underground economy atau ekonomi bawah tanah menjadi hambatan Indonesia untuk menjadi negara maju.


Terkini Bisnis: Bahlil Sebut Konsensi Tambang Muhammadiyah masih Dicari, Zulhas Beberkan Kinerja Satgas Impor Ilegal

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Bahlil Sebut Konsensi Tambang Muhammadiyah masih Dicari, Zulhas Beberkan Kinerja Satgas Impor Ilegal

Bahlil Lahadalia mengatakan proses izin usaha pertambangan untuk organisasi masyarakat keagamaan, khususnya Nahdlatul Ulama (NU) telah selesai.


Hanya Dua Bulan Jadi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia akan Bangun Industri LPG dan Atasi Ketimpangan Harga

10 hari lalu

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (kiri) didampingi pejabat lama Menteri ESDM Arifin Tasrif (kanan)  dalam acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. Bahlil Lahadalia menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM untuk sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 Kabinet Indonesia Maju.  TEMPO/Tony Hartawan
Hanya Dua Bulan Jadi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia akan Bangun Industri LPG dan Atasi Ketimpangan Harga

Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya akan bergegas menyelesaikan masalah impor dan ketimpangan harga LPG dalam negeri dalam dua bulan menjabat di kementerian baru ini.


Zulhas Klaim Kinerja Satgas Impor Ilegal: Gerai Tutup hingga Kapal Putar Balik

10 hari lalu

Petugas tengah menata produk produk selundupan dari luar negeri yang siap di musnahkan di Kementerian Pergadangan, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Terhadap Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor atau satgas impor ilegal kembali menemukan barang tidak sesuai senilai Rp20 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Zulhas Klaim Kinerja Satgas Impor Ilegal: Gerai Tutup hingga Kapal Putar Balik

Zulhas mengklaim warga negara asing (WNA) yang menjual barang-barang hasil impor ilegal kini tak lagi beroperasi.


Satgas Temukan Barang Impor Ilegal Rp20 Miliar, Zulhas: Banyak Pelaku Pulang ke Negara Asal

10 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Kabareskrim Polri Komjen Polisi Wahyu Widada (kanan) saat meninjau barang elektronik ilegal di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Bea dan Cukai, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa 6 Agustus 2024. Satgas importasi ilegal mengamankan 4927 balpres pakaian bekas, kain gulungan 20.000 rol, 695 produk jadi, 332 pack tekstil, 43 kosmetik, 371 alas kaki, 6.578 elektronik dan 5.896 barang garment senilai Rp 46.188.205.400. TEMPO/Tony Hartawan
Satgas Temukan Barang Impor Ilegal Rp20 Miliar, Zulhas: Banyak Pelaku Pulang ke Negara Asal

Satgas impor ilegal temukan barang ilegal senilai Rp20 miliar.