TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, menyatakan gempa bumi 5,8 magnitudo yang berpusat di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat empat kereta api di Daop 5 Purwokerto mengalami keterlambatan operasi.
Sementara Daop 6 Yogyakarta saat itu, kata Risal, saat itu harus harus menunggu informasi lebih lanjut mengenai kondisi kondisi lintas aman. "Pemeriksaan unit jalan rel dan jembatan (JJ ) dan lintasan aman," kata Risal, melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Puluhan rumah, satu sekolah, dan satu pasar rusak akibat gempa bumi yang melanda wilayah Yogyakarta, pada Senin malam, 26 Agustus 2024. Paling banyak rumah rusak berada di Gunung Kidul. Gempa bumi berkekuatan 5,8 Magnitudo terjadi pukul 19.57 WIB berpusat di barat daya Gunung Kidul.
Menjawab antisipasi kereta api menghadapi bencana alam berupa gempa bumi seperti yang diperingatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG bahwa terjadi gempa dari zona megathrust, Risal mengatakan, persiapan Pusat Pengendalian Operasi Kereta Api atau Pusdalopka.
Menurut dia, Pusdalopka akan menginformasikan kepada masinis untuk berhenti di petak jalan karena terjadi gempa. Seluruh kereta yang sedang beroperasi di wilayah kerja terkena gempa wajib berhenti. "Contoh kemarin di Daop 6 Yogyakarta," ujar dia.
Selanjutnya Pusdalopka menginformasikan kepada tim jalan rel dan jembatan (JJ) agar memeriksa kondisi seluruh jalur rel kereta api di wilayah kerja yang terkena gempa. Setelah rel dinyatakan aman oleh tim JJ, dan tim tersebut harus menginformasikan Pusdalopka.
"Selanjutnya tim JJ melaporkan ke Pusdalopka. Apabila kondisi jalur aman kereta yang sedang berhenti di petak jalan atau di lintasan diperbolehkan jalan kembali oleh Pusdalopka," ucap Risal.
Pilihan Editor: Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee