TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA mengoperasikan dua aplikasi perbankan seluler (mobile banking) sekaligus, meski memiliki fitur yang mirip. Kedua aplikasi tersebut adalah BCA Mobile dan MyBCA. Lalu, apakah BCA akan mematikan salah satunya atau justru menggabungkan keduanya?
Direktur BCA Vera Eve Lim menyampaikan bahwa hingga saat ini, tidak ada rencana untuk mematikan maupun menggabungkan aplikasi perbankan seluler BCA. “Tidak ada rencana untuk mematikan yang satu atau digabungkan. Tapi sebenarnya (untuk) fitur-fiturnya, fitur di Mobile Banking BCA, di MyBCA juga semuanya sudah ada,” tutur Vera di acara pemaparan kinerja perusahaan yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia secara daring pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Vera mengatakan, alasan BCA tetap mengoperasikan kedua aplikasi tersebut karena keduanya memiliki dua target pasar dengan rentang usia yang berbeda. “Dari sisi nasabah, selalu BCA utamakan kepentingan nasabah. Usia nasabah kita kan sama (ada) dua, ada yang masih usia mahasiswa, pelajar (dan) ada yang sudah opa-opa, oma-oma,” jelas dia.
Menurut Vera, ada kelompok nasabah yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi BCA Mobile, ada pula yang lebih senang eksplorasi dengan aplikasi MyBCA. “Jadi biasanya, yang sudah terbiasa senang melihat kalau pencet tinggal ke menu itu, tinggal pencet yang nomor satu misalnya,” tuturnya.
Kata Vera, emiten dengan kode saham BBCA ini mengapresiasi pilihan nasabah. Jika memang nasabah sudah terbiasa dengan satu aplikasi perbankan ini, BCA tidak ingin nasabah ambil pusing untuk mencari-cari lagi. Bagi Vera, kepercayaan nasabah merupakan hal utama yang diperhatikan BCA.
“Karena sebagus apapun (aplikasi digital) yang kami berikan kepada nasabah, akan lebih enak kalau nasabah itu pakai dan nyaman,” ungkap Vera. Lebih lagi, jika nasabah menyukai aplikasi perbankan seluler tersebut, maka itu menjadi nilai plus untuk perusahaan.
Yang terpenting, lanjut Vera, adalah BCA berkomitmen untuk memperkuat keamanan kedua aplikasi digital ini. Selain itu, BCA juga memperhatikan kenyamanan nasabah. “Jadi ya, kita tetap akan menggunakan dua (aplikasi),” ujar Vera.
Diketahui, khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 14,8 miliar transaksi, atau naik 24 persen secara tahunan. Angka kenaikan 24 persen ini mengacu pada frekuensi transaksi per pengguna. “Ini tumbuhnya juga kencang, kita hitung per user. Jadi kadang user-nya naik tapi transaksi tidak naik. Untuk produktivitasnya kami mengukur transaksi per user," ujar Vera.
Sementara itu, total frekuensi transaksi BCA secara keseluruhan naik 21 persen year-on-year, menembus 17 miliar transaksi pada semester I tahun 2024. Kemudian, BCA juga membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,1 persen year-on-year menjadi Rp 26,9 triliun pada semester I tahun 2024.
Pilihan editor: Barang Kaesang-Erina Diduga Tidak Diperiksa Bea Cukai, Pengamat: Pesawat Tidak Langsung Mendarat di Solo