TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memprediksi laju inflasi akan terus menurun hingga akhir 2023, di rentang 2 hingga 4 persen. Dia memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini akan berakhir di level 3,6 persen.
"Inflasi bisa berada di bawah 3 persen jika pemerintah bisa mengelola harga dan pasokan pangan secara efektif," kata Faisal melalui pesan tertulis, Senin, 3 Juli 2023.
Faisal mengatakan, cuaca ekstrem dan El Nino mesti menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Jika tidak bisa diatasi, keduanya bisa menganggu pada pasokan pangan, sehingga dapat memicu inflasi.
Di sisi lain, Indonesia punya potensi menurunkan inflasi karena mengalami net capital inflow secara year to date. Selain itu, neraca perdagangan tetap surplus meski menyempit.
Menurut Faisal, faktor-faktor tersebut memberikan dukungan terhaadap stabilitas nilai rupiah. "Sehingga dapat memitigasi risiko inflasi impor sampai batas tertentu," ujar dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen. Angka tersebut tercatat sebagai angka inflasi terendah sejak April 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, sebelumnya mengatakan capaian inflasi tahunan Juni memperlihatkan bahwa inflasi tahunan konsisten menurun sejak Maret 2023, yakni dari 4,97 persen menjadi 4,33 persen pada April. Kemudian menjadi 4 persen pada Mei dan 3,52 persen pada Juni 2023.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai inflasi tahunan yang terkendali merupakan hasil koordinasi yang solid dari Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Ke depan, sinergi ini akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi tahun 2023 tetap dalam kisaran sasaran untuk menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Daging Ayam dan Telur Sumbang Inflasi Juni 2023, BPS: Lebih Tinggi dari Bulan Sebelumnya