TEMPO.CO, Jakarta - Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics meluncurkan inovasi terbaru, Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling). Bio Saliva apabila digunakan bersamaan dengan mBioCov19 dapat mendeteksi 10 (sepuluh) varian mutasi, termasuk varian Delta.
“Ini merupakan kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. Meskipun kita tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Bio Farma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi. Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulis Sabtu, 3 Juli 2021.
Metoda ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus CoVid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala. Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan oleh Nusantics.
Proses pengembangan produk ini melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positive CoVid-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dan riset validasi selama tujuh bulan.
Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan FK UNDIP, RSND dan RSDK dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Nusantics dan Biofarma telah melakukan berbagai pengembangan berdasarkan masukan berbagai pihak terutama dari kalangan dokter spesialis dan tenaga kesehatan.