TEMPO.CO, SURABAYA - Rasio jumlah wirausahawan atau pengusaha di Indonesia saat ini baru mencapai 2 persen dari total penduduk. Idealnya, kata Hal Udisubakti Ciptomulyono, Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi ITS (Institut Teknologi Sepuluh November, rasio wirausahawan adalah 4 persen agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya harap juga mahasiswa ITS yang belajar teknologi ini ke depan punya success story di bidang yang sesuai passion dan ide yang berbasis teknologi," katanya dalam acara talk show Bisnis Indonesia Muda Initiatives 2019 Selasa 1 Oktober 2019.
Talk show bertajuk Bisnis Indonesia Muda Initiatives 2019 itu digelar Harian Bisnis Indonesia bersama dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan BeKraf.
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Hery Trianto menilai anak muda di Jawa Timur bisa menjadi pengusaha. Menurut dia, selama ini lulusan ITS banyak yang menjadi pengusaha makanan.
Direktur Complience and Risk BTN, R. Mahelan Prabantarikso, mengingatkan lulusan perguruan tinggi ini bukan hanya menjadi job seeker tetapi menjadi job creation.
"Kenapa menjadi job creation? Karena lulusan sekolah ini bisa bekerja untuk diri sendiri, dan mereka bisa cepat kaya, salah satunya menjadi entrepreneur muda bidang properti," katanya.
BTN, kata dia, akan lebih banyak mendorong wirausaha muda baru di bidang properti karena BTN memiliki program School Mini Property yang akan mencetak pengembang-pengembang baru. Tujuannya untuk mendukung pembangunan rumah untuk mengurangi backlog perumahan yang mencapai 11,4 juta unit, dan pertumbuhan backlog per tahun mencapai 400.000 unit.