TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengevaluasi dampak aksi menukarkan dolar yang dilakukannya terhadap masyarakat. Dia berujar aksi menukarkan US$ 1.000 di sebuah money changer itu hanya berpengaruh sekitar dua hari saja.
Baca: Sandiaga Jual Saham Saratoga untuk Beli Obligasi Pemerintah
"Jadi kemarin saya tanya ke rekan saya. Saya bilang sudah tukar, gimmicknya kan kami tukar di money changer. Saya tanya, efektif enggak kemarin saya tukar di money changer? dia bilang, efektif mungkin satu dua hari pertama," ujar Sandiaga di Kinanti Building, Jakarta, Jumat malam, 5 Oktober 2018. Aksi menukar dolar dilakukan Sandiaga di sebuah money changer di kawasan Senayan, Jakarta, pada 6 September lalu.
Namun, selepas dua hari pertama aksinya itu, kata Sandiaga, masyarakat malah lebih banyak yang menukarkan duit rupiah ke dolar. Padahal, Sandiaga berharap aksinya itu tidak hanya menjadi gimmick belaka, melainkan mengajak masyarakat kembali ke rupiah.
Sandiaga Uno berujar bakal terus menukarkan dolarnya ke rupiah sebagai komitmennya memperkuat rupiah. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia pada Jumat, 5 Oktober 2018, kurs berada di level Rp 15.182 per dolar Amerika Serikat alias terendah sepanjang pekan ini.
"Ya saya sudah lepas hampir 35 persen, dan sekarang saya di posisi terendah di dolar kita," kata Sandiaga.
Sandiaga mengapresiasi langkahnya itu diikuti oleh perusahaan di mana ia pernah terlibat, yaitu PT Adaro Energy Tbk. Adaro sepakat mengkonversi transaksi bisnis yang pada mulanya berdenominasi dolar Amerika Serikat ke rupiah.
Pada Rabu, 3 Oktober 2018, Adaro bersama rekan bisnisnya, yakni PT Pertamina (Persero), PT Pamapersada Nusantara, PT Bumi Makmur Mandiri Utama, dan PT Sapta Indra Sejati melakukan deklarasi mengenai konvesi transaksi bisnis itu di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
"Ini merupakan suri tauladan buat perusahaan-perusahaan lain agar juga melakukan hal yang sama," kata Sandiaga. "Saya lihat sekarang ini masa-masa yang sangat diperlukan untuk seluruh elemen bangsa mendukung perekonomian kita."