TEMPO.CO, Bandung - Corporate Communication Manager PT. Chevron Pacific Indonesia Dony Indrawan mengatakan, perusahaannya masih mempertimbangkan potensi panas bumi yang terdapat di Suoh Sekincau, Lampung. "Prospek Suoh Sekincau itu belum diputuskan. Kami sudah mendapatkan wilayah kerja, tapi soal dikembangkan atau tidak kami masih perhitungkan," kata dia, di Aula Barat Gedung Institut Teknologi Bandung, Bandung, Rabu, 18 Februari 2015.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Chevron hengkang dari proyek panas bumi Suoh Sekincau yang telah ditenderkan sebelumnya. Alasannya, antara lain karena potensi listrik di sana hanya mencapai 220 mega watt. Sementara Chevron membutuhkan lahan energi panas bumi yang mencapai 250 MW.
Meski demikian, kata Dony. Ada kemungkinan perusahaannya meninggalkan proyek itu seperti yang terjadi pada eksplorasi energi di Gunung Ciremai, Garut. "Bisa jadi kalau panas buminya terhitung tak sesuai dengan keinginan, maka akan kami tinggalkan lagi," ujarnya.
Chevron sempat memenangkan tender Kementerian ESDM untuk eksplorasi Gunung Ciremai. Namun, wilayah tersebut ditinggalkan Chevron karena hanya memiliki potensi panas bumi sekitar 180 sampai 200 MW saja. Saat ini, Kementerian ESDM tengah menggelar ulang proses tender.
Saat ini Chevron hanya memiliki dua wilayah eksplorasi Geothermal, di antaranya wilayah Darajat, Garut, dan Gunung Salak. Sukabumi. "Kedua wilayah itu sudah memenuhi 50 persen kebutuhan negara akan geothermal," kata Dony.
PERSIANA GALIH