TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), menyatakan hingga kini telah mengebor 350 sumur di Blok Rokan, Riau. Hal ini dilakukan meski belum genap satu tahun usai alih kelola wilayah kerja itu dari PT Chevron Pacific Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee Suardin menjelaskan tingkat produksi saat ini mencapai rata-rata 161 MBOPD (ribu barel minyak per hari). Angka ini lebih tinggi ketimbang saat perusahaan tak mengebor secara masif dan agresif dengan angka produksi 142 MBOPD.
Adapun kontribusi sumur-sumur pengembangan itu disebut mampu mempertahankan tingkat produksi dan menunjukkan operasi yang optimal. "Sehingga wilayah kerja Rokan tetap menduduki posisi sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia dengan kontribusi 24 persen produksi minyak nasional," kata Jaffee dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 20 Juli 2022.
Pengeboran masif itu, kata Jaffee, merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan energi nasional dan target-target yang telah ditetapkan. Saat ini PHR telah mengoperasikan 19 rig pengeboran serta 33 rig workover and well services.
Secara keseluruhan, Blok Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional. "Seluruh hasil lifting wilayah kerja Rokan dimanfaatkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina," tutur Jaffee.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan per Juni 2022, realisasi jumlah sumur pengembangan yang telah dibor mencapai 348 sumur atau mencapai 44 persen dari target sebanyak 790 sumur.
Hasil itu melampaui jumlah sumur pengembangan yang dibor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 186 sumur.