TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) korban gempa merasa terpasung. Sebab penyelesaian utang hingga enam tahun ini tidak kunjung selesai. Padahal pemerintah pernah berjanji menanggung utang mereka yang macet.
"Catatan terakhir, masih ada sekitar Rp 48 miliar utang usaha mikro dan kecil yang belum selesai, kami minta supaya segera dihapus tagihannya," kata Prsetyo Atmosutidjo, Ketua Komunitas UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta, di sela-sela kunjungan Komisi VI DPR RI di Bank Indonesia Yogyakarta, Selasa 17 April 2012.
Ia menyayangkan justru bank-bank swasta, seperti Bank Danamon, BCA, Niaga, dan Permata, yang sudah hampir 100 persen melakukan hapus tagih nasabah. Namun, seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN, juga Bank Bukopin, yang sahamnya mayoritas milik pemerintah, belum sepenuhnya melakukan hapus tagih.
"Mereka baru melakukan hapus buku yang suatu saat masih bisa menagih utang debitur," kata dia. Karena belum dihapus tagih, para pelaku UMKM yang masih menanggung utang masuk daftar hitam oleh bank. Akibatnya, mereka sulit mendapatkan kucuran kredit yang berdampak usaha macet dan tidak bisa berkembang.
Lebih dari 100 pelaku UMKM juga melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Bank Indonesia Yogyakarta untuk menemui para anggota Dewan yang akan berdialog dengan pihak bank pengucur kredit. "Kami ini sudah terlalu lelah dan lama memperjuangkan UMKM korban gempa 2006. Jangan sampai ada yang bunuh diri lagi karena utang yang macet karena nasabah menjadi korban gempa," kata dia.
Catatan Bank Indonesia berbeda dengan catatan UMKM soal utang korban gempa. Bank Indonesia mencatat masih ada Rp 38,6 miliar dari Rp 88 miliar utang UMKM korban gempa 2006. "Penyelesaian kredit macet korban gempa melalui fasilitasi Bank Indonesia dan DPR, bank-bank umum sepakat untuk menyelesaikan," kata Djoko Raharto, Peneliti Madya Senior Bank Indonesia Yogyakarta.
Sementara untuk kredit bermasalah korban gempa yang dikucurkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan lembaga keuangan lainnya, akan difasilitasi badan usaha milik negara. Kemarin, para penguasaha itu ditemui Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Agus Hermato di depan gedung Bank Indonesia Yogyakarta. Ia berjanji akan memperjuangkan nasib pelaku usaha itu di depan para pengelola bank.
"Kami akan menghapus utang, semuanya, baik yang dari bank, bank perkreditan, koperasi, maupun yang lainnya. Doakan berhasil," kata dia. Para anggota Komisi VI, komisi bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, dan UMKM itu bertemu dengan semua pengelola bank dan lembaga keuangan uang mengucurkan kredit bagi UMKM korban gempa. Pertemuan dilakukan secara tertutup antara mereka dan Bank Indonesia di gedung Bank Indonesia. Hingga sore, pertemuan masih berlangsung.
MUH SYAIFULLAH
Berita Menarik Lain
Ini Geng Motor Paling Ditakuti di Jakarta-Bandung
Geng Motor Dilawan Arifin dengan Sangkur
Korban Geng Motor Dikenal Anak Soleh dan Penurut
Mayat Perempuan Berjilbab Ternyata Mahasiswa UIN
Kasus Geng Motor, Albert Tak Ingat Penyerang Arifin
Cita-cita Pemakaman Korban Geng Motor Terkabul
Kelasi Arifin Adalah Anak Hilang yang Sayang Ibu
Tersangka Pengroyok TNI AL Didampingi OC Kaligis
Joshua Bantah Ikut Keroyok Kelasi Arifin
Sastrawan: Penulis Bang Maman Kalap