Jokowi belakangan ini pun membantah pemerintah membuka kembali keran ekspor pasir laut. Menurut Jokowi, yang diekspor pemerintah merupakan hasil sedimentasi.
Proyek kedua yang diperkirakan Wijayanto bakal menjadi bom waktu bagi Prabowo adalah lumbung pangan atau food estate. Jokowi dan Prabowo tengah menggarap megaproyek lumbung pangan di Merauke seluas 2,29 juta hektare. Pada 19 April 2024, ketika Prabowo baru saja dipastikan sebagai presiden terpilih, Jokowi meneken Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke.
Setelah proyek serupa di Kalimantan yang sempat gagal, Wijayanto dan sejumlah pakar lainnya menilai proyek di Merauke akan bernasib sama. “Kalau dipaksakan, bisa menjadi IKN lima tahun mendatang. IKN versi Pak Prabowo,” tuturnya.
Proyek selanjutnya yang disebut oleh Wijayanto adalah giant sea wall (GSW) atau tanggul pantai dan tanggul laut. Prabowo mengusulkan pembangunan GSW di Jakarta dalam rangka menyelamatkan pesisir utara pulau Jawa dari ancaman kenaikan permukaan air laut.
“Kalau ini tidak terlaksana dengan baik, lingkungan rusak, yang menjadi korban adalah puluhan juta warga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya,” kata ekonom itu. “Hal seperti ini perlu planning yang matang sebelum dieksekusi.”
Proyek keempat, menurut Wijayanto, adalah Kereta Cepat Bandung-Surabaya. Dia mengatakan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung saja sudah cukup menyebabkan kesulitan secara finansial dan membuat pemerintah harus mengeluarkan subsidi.
“Kalau kita ingin sekedar pertumbuhan ekonomi, giant sea wall pasti mendongkrak pertumbuhan. Ekspor pasir laut pasti mendongkrak pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) dalam konteks ekspor. Food estate pasti juga pasti mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Tapi dampak bagi masyarakat harus kita pertimbangkan,” kata dia.
Riri Rahayu dan Avit Hidayat berkontribusi dalam penulisan artikel ini