TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, mengatakan PT Lotte Chemical Indonesia merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021.
"Setelah menghadapi berbagai kendala perizinan dan tumpang tindih lahan, konstruksi proyek ini berhasil dimulai kembali pada April 2022," kata Rosan, dalam keterangan tertulis, pada Kamis, 12 September 2024.
Dia mengatakan proyek perusahaan petrokimia itu mangkrak selama enam tahun. Namun proyek investasi di sektor petrokimia senilai Rp59,37 triliun milik PT Lotte akhirnya siap beroperasi. Rosan Roeslani, menyatakan mengapresiasi PT Lotte dan dukungan pemerintah daerah sehingga pembangungan pabrik petrokimia di Kota Cilegon, Banten, ini sudah hampir selesai.
Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin itu memperkirakan konstruksi pembangunan PT Lotte sekitar 98,7 persen. Sehingga dia berharap produksi komersial PT Lotte bisa dimulai pada Maret 2025. "Mei 2025 sudah mulai ekspor,” kata Rosan, yang sebelumnya meninjau fasilitas produksi yang dibangun di atas lahan seluas 110 hektare di Cilegon, Banten.
Menurut Rosan, proyek PT Lotte mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya, seperti butadiene, dan benzene, toluene, xylene. Produk-produk ini akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.
Dia menjelaskan, bahwa industri ini sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia. Di saat bersamaan, perusahaan menyerap 14 ribu tenaga kerja. "Hanya 4 persen tenaga kerja dari Korea. "Dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon," kata Rosan.
Rosan mengatakan, bahwa pemerintah memiliki kebijakan insentif super tax deduction hingga 200 persen bagi perusahan yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan vokasi. Hal ini menjadi upaya pemerintah memastikan bahwa tidak hanya perusahaan yang tumbuh dan berkembang, tetapi juga sumber daya manusia di Indonesia.
President Director PT Lotte Yim Dong Hee, kedatangan Rosan di kawasan industri dan mengunjungi fasilitas produksi perusahaan. Dia mengatakan, itu merupakan perhatian pemerintah atas setiap perkembangan investasi di PT Lotte. "Kami harap dapat kembali mengundang pemerintah ke sini," ujar Yim Dong.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi PT Lotte tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia. Karena mayoritas pemegang saham 51 persen adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd, yang berbasis di Malaysia. Selama 10 tahun terakhir, negara itu menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai US$ 21,86 miliar.
Korea Selatan, sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT Lotte, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar US$ 18,20 miliar. Kementerian Investasi menilai, kehadiran dua negara tersebut dalam proyek strategis petrokimia menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi Indonesia.
Pilihan Editor: Pabrik Lotte Chemical Indonesia Senilai Rp 63 Triliun di Cilegon Bakal Beroperasi per Maret 2025