Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPS Sebut Deflasi 4 Bulan Berturut-turut Pernah Terjadi Saat Krisis Moneter 1998 dan Krisis Ekonomi 2008

image-gnews
Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa secara bulanan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03 persen pada Agustus 2024. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, menyatakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.

“Deflasi bulan ini lebih rendah dibanding Juli 2024 dan merupakan deflasi keempat tahun ini,” kata Pudji dalam pemaparannya dipantau daring, Senin, 2 September 2024.

Kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap deflasi bulanan ini adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan penurunan sebesar 0,52 persen yang menyumbang deflasi sebesar 0,15 persen.

"Saya tegaskan kembali bahwa fenomena deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply, artinya masih terjadi di sisi penawaran. Jika hal ini kemudian (dipengaruhi) pada pendapatan masyarakat, maka kita perlu kaji lebih lanjut untuk bisa membuktikan asumsi tersebut," kata Pudji.

Pudji menambahkan bahwa fenomena deflasi selama empat bulan berturut-turut tahun ini bukanlah hal yang baru.

Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, Indonesia pernah mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut, dari Maret hingga September 1999. Pada periode tersebut, deflasi terutama disebabkan oleh depresiasi nilai tukar dan penurunan harga beberapa jenis barang.

Periode deflasi lainnya terjadi antara Desember 2008 dan Januari 2009, selama krisis finansial global. Pada saat itu, deflasi dipicu oleh penurunan harga minyak dunia serta melemahnya permintaan domestik.

Krisis moneter 1998

Tahun 1997 bisa dianggap sebagai awal munculnya krisis moneter atau krismon 1998. Dimulai pada bulan Agustus, nilai mata uang rupiah terus merosot tajam dan mencapai titik terendah pada bulan berikutnya, September. Dalam waktu satu tahun, nilai rupiah yang awalnya berada di kisaran Rp 2.380 per dolar AS, mengalami penurunan hingga 600 persen.

Puncaknya terjadi pada bulan Juli 1998, ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 16.650. Meski pada 31 Desember 1998 rupiah mulai pulih dan dihargai Rp 8.000 per dolar, hal ini tidak memberikan dampak signifikan karena ekonomi masyarakat sudah sangat terpuruk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain merosotnya nilai rupiah dari 1997 hingga 1998, krisis moneter tersebut juga dipicu oleh lonjakan utang luar negeri sektor swasta. Pada Maret 1998, dari total utang sebesar 138 miliar dolar AS, sebanyak 72,5 miliar dolar AS merupakan utang swasta, di mana dua pertiga dari utang tersebut adalah utang jangka pendek yang harus dilunasi pada tahun yang sama.

Sementara itu, cadangan devisa Indonesia yang hanya sebesar 14,44 miliar dolar AS tidak cukup untuk membayar utang tersebut, apalagi beserta bunganya. Lonjakan utang luar negeri inilah yang menjadi salah satu penyebab utama tekanan berat pada perekonomian Indonesia.

Krisis ekonomi 2008

Dilansir dari ocbc.id, Krisis moneter tahun 2008 dianggap sebagai masalah ekonomi terburuk sejak Depresi Besar. Pasar saham Amerika Serikat mengalami penurunan tajam, dengan kerugian mencapai 8 triliun dolar AS selama periode 2007-2009. Krisis ini juga menyebabkan tingkat pengangguran meningkat hingga mencapai 10 persen pada Oktober 2009.

Krisis ekonomi 2008 juga melemahkan kinerja pasar obligasi, dengan penurunan harga rata-rata mencapai puncaknya pada bulan Oktober, terkoreksi hingga 27,4 persen. Selain itu, harga surat utang Indonesia juga anjlok, dengan imbal hasil melonjak dari sekitar 10 persen menjadi 17 persen.

Untuk mengatasi situasi tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan tiga Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) pada Oktober 2008. Perppu 2/2008 memperketat peran Bank Indonesia sebagai lender of the last resort dengan memperluas jenis aset yang dapat dijadikan agunan oleh bank untuk mendapatkan pinjaman. Perppu 3/2008 memperkuat peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) selama krisis, dan Perppu 4/2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) menetapkan mekanisme, tata cara, dan koordinasi antar lembaga untuk mencegah serta mengatasi krisis.

SUKMA KANTHI NURANI I HENDRIK KHOIRUL MUHID  I ILONA ESTHERINA

Pilihan Editor: 23 Tahun Reformasi: 4 Penyebab Utama Krisis Moneter 1998, Nilai Mata Uang Anjlok

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


OJK Mengenai Deflasi: Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga Baik

6 jam lalu

Konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Agustus 2024, secara daring, pada Jumat, 6 September 2024. Dok. OJK
OJK Mengenai Deflasi: Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga Baik

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, meskipun Indonesia sedang mengalami deflasi, inflasi masih tetap mengalami peningkatan 1,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.


KPPI Hentikan Penyelidikan Impor Benang Filamen Artifisial, Benang Apakah Itu?

2 hari lalu

Franciska Simanjuntak. KPPI. Kemendag.go.id
KPPI Hentikan Penyelidikan Impor Benang Filamen Artifisial, Benang Apakah Itu?

Simak informasi lengkap tentang kasus impor benang filamen artifisial yang baru saja dihentikan penyidikannya oleh KPPI


JPPI Ragu Biaya Pendidikan Dasar Jadi Penyumbang Utama Inflasi

3 hari lalu

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji ditemui di Jakarta, Kamis. 2 Mei 2024. ANTARA/Sean Filo Muhamad
JPPI Ragu Biaya Pendidikan Dasar Jadi Penyumbang Utama Inflasi

Koordinator JPPI Ubaid Matraji meragukan kesimpulan BPS jika biaya pendidikan dasar jadi penyumbang utama inflasi di Agustus lalu. Sebab biaya pendidi


Soal Ketersediaan Padi, Kebijakan Kementan Efektif Merespons Perubahan Iklim

4 hari lalu

Anomali Harga Gabah di Musim Kemarau BPS melaporkan penurunan harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar 1,15% pada Agustus 2024, di tengah tantangan El Nino dan kemarau panjang. Dok. Kementan
Soal Ketersediaan Padi, Kebijakan Kementan Efektif Merespons Perubahan Iklim

Penurunan harga beras sebagian besar disebabkan oleh beberapa wilayah sentra yang tengah memasuki masa panen raya. Sementara itu, kenaikan harga di sejumlah daerah umumnya terjadi di wilayah yang tidak sedang dalam masa panen.


Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini

4 hari lalu

Seorang satawan asing berselancar, di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 17 Agustus 2024. Berdasarkan data per Juni - Agustus 2024, jumlah arus kunjungan wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di tiga Gili Trawangan, Air dan Meno, mengalami peningkatan (High Season) mencapai 6.620.050 wisatawan mancanegara, sehingga menaikkan jumlah okupansi hotel hingga 95 persen. TEMPO/Imam Sukamto
Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sejak Januari hingga Juli 2024 mencapai 7,75 juta.


BPS Catat hingga Agustus Terjadi Deflasi Selama Empat Bulan Beruntun

5 hari lalu

Pedagang melayani pembeli di salah satu kios di Pasar Rumput, Jakarta, Senin 3 Juni 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2024 mencapai 2,84 persen secara tahunan (yoy) dan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (mtm) dengan komoditas penyumbang utama inflasi bulan lalu adalah harga beras. TEMPO/Tony Hartawan
BPS Catat hingga Agustus Terjadi Deflasi Selama Empat Bulan Beruntun

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi bulanan selama empat bulan beruntun. Deflasi Agustus lebih rendah dibanding bulan sebelumnya


5 Fakta tentang Kelas Menengah: Dibutuhkan tapi Kurang Perhatian Pemerintah

5 hari lalu

Daihatsu Rocky Hybrid pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 18 Juli 2024. SUV tersebut hadir melalui varian tertingginya, yakni Premium G HEV 1.2 L. Mobil ini dilengkapi dengan teknologi e-Smart Hybrid dan dijual di pasar otomotif domestik di Jepang. TEMPO/Tony Hartawan
5 Fakta tentang Kelas Menengah: Dibutuhkan tapi Kurang Perhatian Pemerintah

Kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang dianggap sebagai penggerak perekonomian karena memiliki pengeluaran konsumsi tinggi.


Apa Penyebab Jumlah Kelas Menengah di Indonesia Turun?

5 hari lalu

Ilustrasi suasana sebuah mall
Apa Penyebab Jumlah Kelas Menengah di Indonesia Turun?

Data BPS menunjukkan penurunan sebanyak 9.48 juta penduduk kategori kelas menengah ke kategori rentan miskin, apa sebabnya?


Kelas Menengah Kian Terhimpit, Belanja Rumah Tak Lagi jadi Prioritas?

5 hari lalu

Pengunjung melihat maket perumahan pada pameran Indonesia Properti Expo 2022 di JCC, Jakarta, Ahad, 20 November 2022. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melihat pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2022 dapat menjadi peluang untuk mendorong perekonomian sekaligus mengentaskan backlog atau kekurangan perumahan yang masih tinggi, yakni 12,75 juta unit. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Kelas Menengah Kian Terhimpit, Belanja Rumah Tak Lagi jadi Prioritas?

BPS mencatat terjadi pergeseran prioritas belanja kelas menengah, pengeluaran perumahan menurun. Beberapa warga kelas menyebut belanja rumah bukan lagi prioritas


Banyak Kalangan Kelas Menengah Turun Kasta, Siapa yang Termasuk Kelompok Kelas Menengah?

5 hari lalu

Ilustrasi suasana sebuah mall
Banyak Kalangan Kelas Menengah Turun Kasta, Siapa yang Termasuk Kelompok Kelas Menengah?

Kelompok kelas menengah mencakup masyarakat dengan pengeluaran berkisar Rp2.040.262 sampai Rp9.909.844 per kapita per bulan pada 2024.