Inflasi yang menurun terlihat dari catatan pada Juli 2024, inflasi umum melambat menjadi 2,13 persen secara tahunan atau year on year (yoy), turun dari sebelumnya 2,51 persen (yoy). Hal ini sekaligus menandai tingkat terendah sejak Februari 2022 namun tetap berada dalam kisaran target BI sebesar 1,50 persen hingga 3,50 persen.
Di Amerika Serikat, inflasi juga turun ke 2,9 persen (yoy) Juli 2024 dari bulan sebelumnya 3,0 persen (yoy). Perkembangan terkini inflasi di AS, menurut Riefky, relatif mengejutkan ekspektasi pasar yang menduga inflasi akan stabil di kisaran 3 persen dan menandai pertama kalinya inflasi umum negara tersebut turun di bawah 3 persen sejak Maret 2021.
Ini menjadi salah satu indikator hampir pastinya The Fed memangkas suku bunga. Khususnya, setelah AS tidak mengubah tingkat suku bunga acuannya pada rapat kebijakan atau Federal Open Market Committee (FOMC) Juli lalu.
Kondisi terkini terkait inflasi dan pasar tenaga kerja di AS mendorong naiknya ekspektasi bahwa akan terjadi penurunan suku bunga acuan di rapat FOMC September mendatang. Berdasarkan data CME FedWatch Tool, sebuah indikator yang mengukur ekspektasi pasar terhadap tingkat suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR), probabilitas the Fed untuk menahan suku bunganya dalam FOMC mendatang sudah menyentuh 0 persen sejak 24 Juli lalu.
Hingga 16 Agustus, ekspektasi pasar mengindikasikan adanya 75 persen kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 bps dan 25 persen probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 50 bps oleh the Fed di rapat FOMC berikutnya.
Pilihan Editor: Siap-siap War Tiket Konser Green Day Selasa Depan, Harga Termurah Rp 1,5 Juta