TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyebut ada perusahaan yang akan membeli hak penamaan eksklusif atau naming rights atas dua nama stasiun LRT Jabodebek. Bila terealisasi, pencantuman nama badan usaha pada stasiun LRT tersebut akan menyusul stasiun Pancoran yang kini hak penamaannya dimiliki oleh Bank BJB.
Executive President LRT Mochammad Purnomosidi mengatakan KAI sedang bernegosiasi dengan kedua perusahaan tersebut. Dia belum bisa membocorkan nama perusahaan dan stasiun LRT mana yang akan berganti nama lewat skema naming rights.
"Tidak lama lagi akan ada dua stasiun yang ada naming right nya, jadi kami sedang bernegosiasi dan dua stasiun akan kita resmikan naming rightnya dalam waktu dekat," kata dia saat ditemui dalam acara media gathering LRT Jabodebek di Semarang, Kamis, 8 Agustus 2024.
Purnomosidi mengatakan hak atas penamaan pada stasiun merupakan salah satu upaya LRT Jabodebek untuk menambah pemasukan. Dengan begitu, dia berharap pendapatan dari naming right bisa mengurangi subsidi pemerintah terhadap LRT Jabodebek.
"Bulan lalu, LRT baru saja berkolaborasi dengan Bank BJB. Bagi Bank BJB juga menjadi media promosi, dan bagi LRT ada penambahan pemasukan yang bisa jadi pengurang subsidi pemerintah," ujarnya.
Purnomosidi menyebutkan LRT Jabodebek masih ada 17 stasiun yang belum dimiliki hak eksklusif penamaannya. Stasiun tersebut berada pada dua rute yakni Bekasi Line dan Cibubur Line. Untuk itu, kata dia, LRT Jabodebek memberi kesempatan bagi badan usaha untuk memperoleh hak penamaan stasiun tersebut.
Selain penamaan Stasiun LRT Pancoran yang sudah dimiliki oleh Bank BJB, hingga saat ini PT KAI juga telah memberikan naming rights atas stasiun KRL di Dukuh Atas kepada Bank BNI (Stasiun BNI City) dan Stasiun Semarang Tawang, yang hak penamaannya dimiliki oleh Bank Jateng.
Pilihan Editor: Usulan Insentif Rp 100 Juta untuk ASN yang Pindah ke IKN, Pengamat: Gak Usah Membohongi, Meninabobokan..