TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar enam persen. BI rencananya akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur pada siang ini, Rabu, 21 Desember 2024.
"Kami memandang BI perlu mempertahankan BI Rate pada level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI bulan ini," kata Teuku Riefky dalam laporan LPEM FEB UI yang dikutip Rabu, 21 Februari 2024.
Dia menuturkan, penahanan suku bunga itu dapat dilihat dari dinamika terkini, ketahanan perekonomian domestik dan kemungkinan tertundanya penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed.
"Inflasi tetap terjaga mendekati target baru sebesar 2,5 persen dengan tekanan inflasi terdekat kemungkinan berasal dari kenaikan pengeluaran pada beberapa libur akhir pekan panjang dan harga menjelang bulan Ramadan," ucap Riefky.
Adapun rupiah kini berada di kisaran Rp 15.650 per dolar AS setelah Pemilu 2024. Namun, angka ini sedikit terdepresiasi selama sebulan terakhir.
Dari sisi eksternal, kata dia, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga dan mengindikasikan menunda rencana penurunan suku bunga. Seperti diketahui, The Fed telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya pada kisaran 5,25 hingga 5,50 persen pada Januari 2024.
Riefky melanjutkan, meskipun tidak ada tekanan dari inflasi, menjaga perbedaan imbal hasil yang memadai antara obligasi Pemerintah Indonesia dan obligasi AS sangat penting. Ini untuk mencegah arus keluar modal dan menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali.
"Mempertahankan BI Rate mungkin merupakan sikap paling bijak dalam Rapat Dewan Gubernur mendatang," tutur Riefky.
AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: OJK Terbitkan Panduan Aktivitas Ekonomi Berkelanjutan