TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Bloomberg Asia Tenggara, Tamara Henderson, memperkirakan Bank Indonesia akan menjadi bank sentral pertama di kawasan Asia Tenggara yang akan menurunkan suku bunga acuan. Namun, kata Henderson, kebijakan penurunan suku bunga ini akan dilakukan setelah Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve alias The Fed menurunkan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) terlebih dahulu.
“Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menjadi salah satu bank sentral di kawasan ini (Asia Tenggara) yang memangkas suku bunga, namun tidak akan sebelum The Fed (bank sentral Amerika Serikat),” ujar Henderson melalui tayang video, dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.
Menurut dia, Bank Indonesia kemungkinan akan memotong suku bunga dengan tingkat dan frekuensi yang berbeda-beda.
Di sisi lain, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan BI-Rate bisa diturunkan tanpa menunggu kebijakan The Fed menurunkan FFR terlebih dahulu.
“Kapan BI menurunkan suku bunga? Apa nungguin The Fed menurunkan suku bunga? Saya jawab, tidak selalu seperti itu,” ujar Destry dalam kesempatan yang sama.
Destry menjelaskan, kalau kondisi perekonomian domestik baik, maka Bank Indonesia bisa menurunkan suku bunga. “Kalau everything domestic sudah oke, kami turunkan, walaupun The Fed belum menurunkan suku bunga,” tuturnya.
Dia kemudian mencontohkan tidak selalu BI mengikuti Th Fed. Contohnya ketika The Fed menaikkan suku bunga hingga 550 basis poin (bps). Saat itu, Bank Indonesia tidak menaikan besarannya seperti yang dilakukan The Fed.
“Tidak perlu ngikutin The Fed menaikkan 550 bps, cukup kita 250 bps. Dan kami optimalkan kebijakan yang lain,” kata dia.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) turun sebanyak tiga kali hingga mencapai 75 basis poin pada 2024, dimulai pada paruh kedua tahun ini. Pemotongan akan dimulai pada semester kedua tahun ini.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Ramai Ahok Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja, TKN Prabowo-Gibran: Tidak Usah Ditanggapi, Selalu Bikin Gaduh