TEMPO.CO, Jakarta - Tungku smelter feronikel nomor 41 milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), di Morowali, Sulawesi Tengah, meledak pada Ahad pagi, 24 Desember 2023.
Sedikitnya 18 orang meninggal dan puluhan lainnya terluka akibat ledakan tungku smelter di salah satu Tenant yang beroperasi di Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tersebut.
Lantas seperti fakta-fakta ledakan tungku smelter nikel di Morowali milik PT ITSS ini?
1. Kronologi
Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan kecelakaan kerja ledakan tungku smelter sekitar pukul 05.30 WITA. Insiden bermula dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja saat melakukan perbaikan dan pemasangan pelat pada bagian tungku. Hasil investigasi awal, kata dia, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan.
Baca Juga:
“Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan,” kata Dedy melalui keterangan tertulisnya.
Dedy menyebut di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, kata dia, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak. Dedy mengatakan kebakaran tungku berhasil dipadamkan pada pukul 09.10 WITA.
2. Jumlah korban
Menurut informasi yang dihimpun dari Klinik IMIP hingga pukul 10.00 WITA, jumlah korban ada 51 orang. Pekerja yang menjadi korban pun dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP. Awalnya sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara 39 lainnya mengalami luka berat hingga luka ringan. Korban meninggal dunia, kata Dedy terdiri atas 7 tenaga kerja asal Indonesia, dan 5 tenaga kerja asing.
Pada Senin, 25 Desember 2023 Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah atau Polda Sulteng menyebutkan korban tewas akibat ledakan tungku smelter di Morowali bertambah satu, sehingga total menjadi 13 orang.
3. PT IMIP beri santunan
PT IMIP berkomitmen menangani dan menyelesaikan insiden ledakan tungku PT ITSS. Salah satunya lewat pemberian santunan bagi korban. “PT IMIP memberikan santunan awal sebesar Rp 25 juta per orang bagi setiap korban meninggal dunia,” kata Dedy pada Senin, 25 Desember 2023.
Para korban meninggal akan diberi santunan yang akan diterima oleh ahli warisnya secara total Rp 174,4 juta. Kata Dedy, besarnya jaminan santunan itu sebanyak 48 kali dari upah pokok terendah, sedangkan upah pokok terendah di Kawasan IMIP Rp 3.675.000 atau setara Rp 174.400.000.
Selain itu, perusahaan juga menanggung biaya pengantaran jenazah hingga tiba di rumah keluarga masing-masing. PT IMIP akan memberikan dana pemakaman jenazah sebesar Rp 10 juta, santunan berkala yang dibayarkan sekaligus sebesar Rp 12 juta.
4. Kemnaker turunkan tim pengawas
Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker mulai menurunkan tim pengawas pasca-ledakan tungku smelter PT ITSS. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kemnaker, Haiyani Rumondang mengatakan, tim pengawas ketenagakerjaan Kemnaker akan mulai turun pada Senin.
“Merespons kejadian kecelakaan tersebut, Kadisnaker Provinsi Sulawesi Tengah langsung menurunkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan. Tim Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker juga akan turun, Senin 25 Desember 2023,” kata Haiyani melalui keterangan resminya, Ahad malam, 24 Desember 2023.
5. PBHI duga perusahaan berupaya tutupi insiden
Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) menduga perusahaan berupaya menutupi insiden meledaknya tungku smelter milik PT ITS s dengan melarang karyawan menyebarkan foto atau video saat kejadian berlangsung. Ketua Badan Pengurus Nasional PBHI Julius Ibrani mengatakan informasi itu didapat dari buruh PT tersebut.
“Bahkan, ada intimidasi dan ancaman dari mandor buruh bahwa yang menyebarkan bisa dikenakan sanksi,” ujar Julius lewan pesan WhatsApp kepada Tempo, Senin.
Dia mengklaim, ancaman tersebut juga ada dalam perjanjian kerja bersama atau PKB antara buruh dengan perusahaan. Julius lantas meneruskan pesan yang disinyalir dari grup perusahaan.
“Assalamualaikum dan selamat pagi. Bapak/ibu yg ada di grup ini, mohon dgn sangat utk membantu kami dgn memantau dan meminta kpd stafnya masing2 utk menghapus postingan tentang kejadian fatality di story IG dan status WA-nya. Kami berharap bapak/ibu bisa ikut membantu meminimalisir penyebaran info kejadian hari ini. Cc bapak @Pak Irsan Direk. IMIP,” begitu bunyi pesan tersebut.
6. PT IMIP bantah berupaya tutupi kasus
Hal ini lantas dibantah PT IMIP. “Wah, enggak ada itu,” kata Dedy, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, kepada Tempo, Senin. Dedy melanjutkan, Manajemen PT IMIP tidak pernah mengeluarkan aturan yang melarang karyawan menyebarkan foto atau video kecelakaan. Menurut dia, jika pihaknya memberlakukan larangan itu, karyawan tentu akan dilarang membawa dan menggunakan ponsel di tempat kerja.
“Buktinya karyawan tidak kami larang membawa ponsel di tempat kerja," ujar Dedy.
7. Aspek Indonesia duga ada pelanggaran SK3
Asosiasi Serikat Pekerja atau Aspek Indonesia buka suara soal ledakan tungku smelter milik PT ITSS. Presiden Aspek Indonesia, Mirah Sumirat, mengatakan kecelakaan kerja ini adalah tragedi kemanusiaan yang harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk mengusut penyebabnya.
“Saya menduga kuat adanya pelanggaran aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT ITSS, sehingga terjadi ledakan tungku smelter,” kata Mirah dalam keterangan resminya pada Senin.
Mirah menyinggung lemahnya pengawasan penerapan K3 di Indonesia. Menurut dia, ini sebagai dampak dari kemudahan investasi oleh Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja. “Pengawasan yang lemah dan minimnya jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan adalah persoalan klasik yang tidak pernah diselesaikan oleh pemerintah,” ucap Mirah
8. Pengakuan buruh PT ITSS
Kepada Tempo, seorang buruh pabrik mengungkapkan, seluruh korban adalah pekerja yang mengambil shift lembur. Saat itu mereka tengah menyelesaikan pemasangan alas pada tungku, yang dikerjakan sejak sehari sebelumnya. “Kebakaran muncul menjelang pergantian shift,” kata dia melalui sambungan telepon, dikutip dari Koran Tempo.
Menurut narasumber ini, tungku yang digunakan jarang diperiksa oleh perusahaan sehingga rentan menimbulkan kebakaran. Apalagi saat pekerjaan berlangsung, kata dia, tidak ada petugas teknis K3 yang mengawasi di lapangan. Kalaupun ada, para pengawas itu mayoritas adalah tenaga kerja asing asal Cina yang tidak bisa berkomunikasi dengan pekerja lokal.
“Sering terjadi miskomunikasi,” kata dia. “Para pekerja sering memprotes prosedur K3 yang diabaikan ini.”
9. PT IMIP bantah langgar SK3
Dedy membantah tudingan bahwa pekerjaan di tungku smelter tersebut tidak didampingi oleh tim teknis K3. Menurut dia, setiap pekerjaan di kawasan industri IMIP selalu didampingi oleh tim teknis, termasuk petugas pengawas.
Saat perbaikan, kata dia, tungku sudah dimatikan dan tak beroperasi. Ia juga menyangkal tuduhan bahwa tungku smelter itu tidak layak pakai. Menurut dia, tungku hanya perlu mendapat perawatan rutin. “Pengecekan secara berkala selalu dilakukan,” ujarnya.
Dedy menambahkan, penyebab kebakaran tungku diduga karena ada sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar. Terak ini kemudian bersentuhan dengan barang yang mudah terbakar di lokasi. “Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran,” ungkapnya.
10. Kecelakaan kerja di smelter nikel bukan kali pertama
Koran Tempo melaporkan kebakaran smelter nikel ini bukanlah yang pertama. Pada 22 Desember 2022, kecelakaan serupa terjadi di kawasan industri nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), perusahaan asal Cina yang beroperasi di Kabupaten Morowali Utara. Dua pekerja tewas dalam peristiwa itu.
Kemudian, pada 27 April 2023 lalu, kecelakaan kerja juga terjadi di PT Indonesia Guang Ching Nickel & Stainless Industry. Pabrik ini juga berada di kawasan PT IMIP. Dua pekerja dumping bernama Arif dan Masriadi tewas.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RIRI RAHAYU | YUNI ROHMAWATI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | AMELIA RAHIMA SARI | KORAN TEMPO
Pilihan editor: PT IMIP Sebut Korban Jiwa Ledakan Smelter di Morowali Bertambah 3, Salah Satunya Warga Indonesia