Pernyataan Mulyanto itu sejalan dengan temuan lapangan migas baru yang diungkapkan Kementerian ESDM belum lama ini. Menurut Mulyanto, temuan itu mengindikasikan selama ini mafia masih menguasai industri migas.
"Pertanyaannya, kenapa baru sekarang pemerintah memetakan potensi LPG tersebut. Harusnya dari dulu. Ini mengindikasikan bahwa mafia impor migas memang eksis dan membuat pemerintah tidak berdaya," kata Mulyanto.
Politikus PKS itu pun meminta pemerintah membuat perencanaan guna mengelola 12 lapangan migas yang baru ditemukan itu. "Terkait adanya temuan 12 lapangan sumber LPG baru dengan total potensi produksi sebesar 1,2 juta ton, saya minta pemerintah segera membuat perencanaan pengelolaan secara terpadu," kata Mulyanto
Mulyanto mengatakan, temuan itu menggembirakan karena dapat menekan angka impor gas setiap tahun. "Pemerintah diminta untuk memaksimalkan peran SKK Migas, Pertamina, dan perusahaan-perusahaan negara lainnya untuk mengelola ladang tersebut," kata Mulyanto.
Dia mengatakan, prioritas itu perlu dilakukan agar setiap gas yang dihasilkan dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. "Ini temuan yang sangat menarik. Pasar domestiknya sudah jelas. Dengan kejelasan ini, tentunya Investor yang tertarik juga akan banyak. Asal pemerintah memberi kemudahan dan insentif dalam pengusahaannya," kata Mulyanto
Mulyanto menuturkan, dengan temuan LPG tersebut, maka Indonesia dapat mengurangi impor LPG, sekaligus dapat menekan defisit perdagangan migas. "Kita akan untung dua kali lipat. Karena produksi domestik meningkat, tenaga kerja yang terserap bertambah, sekaligus dapat menurunkan defisit perdagangan migas," jelasnya.
MOH KHORY ALFARIZI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Jokowi Pastikan RI Impor Beras 3 Ton dari India dan Thailand: Rasa Aman Kita Dapat