TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hingga saat ini Indonesia masih impor liquefied petroleum gas (LPG). Bahkan, kata dia, impornya mencapai lebih dari 5,5 juta ton per tahun dan terus meningkat.
“Sementara kita memiliki gas berlebih yang diekspor dan kecenderungan produksi dalam negeri akan bertambah,” ujar Arifin dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang disiarkan langsung di akun YouTube Kementerian Perekonomian pada Jumat, 22 Desember 2023.
Bahkan, Arifin melanjutkan, Indonesia memiliki temuan-temuan baru lagi yang bisa mempercepat produksinya. Untuk itu, kata Arifin, transmisi gas perlu dibangun untuk menggantikan LPG dan bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hingga hotel. “Ini juga aspek keamanan energi dalam negeri yang harus bisa ditumbuhkembangkan,” ucap dia.
Selain ketergantungan impor, masalah lain pada LPG juga pernah diungkap anggota Komisi VII DPR Mulyanto. Dia meminta pemerintah harus menata ulang ekosistem industri LPG. Musababnya, industri minyak dan gas (migas) diduga masih dikuasai oleh mafia.
"Pemerintah tidak boleh kalah dari mafia impor atau mafia migas," kata Mulyanto melalui keterangan resminya, Ahad, 5 November 2023.
Selanjutnya: Pernyataan Mulyanto itu sejalan dengan temuan lapangan....