Budi Arie juga mengatakan, meski secara terlihat fluktuatif, temuan isu hoax Pemilu pada Juli 2023 meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Berdasarkan data yang ia paparkan, pada Januari dan Februari masing-masing ada temuan satu hoax Pemilu. Kemudian, 8 hoax pada Maret, 1 hoax pada April, 5 hoax pada Mei, dan 9 hoax pada Juni.
Sementara itu, pada Juli 2023, ada 14 hoax Pemilu yang ditemukan Kominfo. Lalu bertambah menjadi 18 hoax pada Agustus. Meski sempat menurun menjadi 13 hoax Pemilu pada September, temuan bulan selanjutnya meningkat menjadi 21 hoax Pemilu per 26 Oktober 2023.
"Penyebaran hoax dan disinformasi terkait Pemilu ditemukan di berbagai media sosial, tapi paling banyak ditemukan di Facebook," tutur Budi Arie.
Ia pun mengatakan situasi ini patut menjadi kekhawatiran bersama. Sebab, menurutnya, hoax Pemilu dapat menurunkan kualitas demokrasi. Selain itu, berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
"Akibatnya, Pemilu yang seharusnya jadi pesta demokarasi terkikis integritasnya, serta menimbulkan ketidakpercayaan antarwarga bangsa," kata Budi Arie.
Pilihan Editor: Situs Web Kemenhan Dibobol, Pakar Siber: Data Pribadi 667 User dan 37 Karyawan Bocor