Selama perjalanan, kereta terasa berjalan mulus. Tak ada gangguan dan kereta lancar berjalan di atas rel. Suara di dalam kereta juga tidak terlalu bising, hanya terdengar suara gemuruh yang sumbernya dari atas, itu pun tidak mengganggu. Ketika berdiri dan berpegangan pada hand strap pun masih cukup nyaman. Goyangan saat kereta berjalan tidak begitu berarti. Namun, jika berdiri disarankan tetap berpegangan pada hand strap.
Kereta berhenti di setiap stasiun selama 30 detik hingga 1 menit. Kereta yang ditumpangi ini dari Stasiun Dukuh Atas, melewati Stasiun Setiabudi, Stasiun Rasuna Said, Stasiun Kuningan, Stasiun Pancoran, Stasiun Cikoko, Stasiun Ciliwung, Stasiun Cawang, Stasiun Halim, Stasiun Jati Bening Baru, Stasiun Cikunir 1, Stasiun Cikunir 2, dan Stasiun Bekasi Barat.
Lalu, akhirnya kereta tiba di Stasiun Jatimulya pada pukul 12.11 WIB. Artinya perjalanan ditempuh dalam waktu satu jam kurang dua menit dari Stasiun Dukuh Atas. Namun, Kuswardojo menjelaskan, saat beroperasi nanti, waktu tempuh dari Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya hanya sekitar 45 menit.
"Jadi kecepatan operasional itu maksimal 80 kilometer per jam. Tapi tentunya tidak akan sama dari satu titik ke titik yang lain karena jarak dari stasiunnya beda-beda. Jadi makin dekat jarak stasiun pasti kecepatannya tidak akan sama dengan kecepatan maksimal," tutur dia.
LRT Jabodebek akan melakukan soft launching pada 12 Juli 2023. Saat itu masyarakat bisa menggunakan kereta tersebut dengan tarif Rp 1 hingga 15 Agustus 2023. Kemudian akan diresmikan Presiden Joko Widodo alias Jokowi bertepatan dengan operasional komersil pertama, 18 Agustus 2023.
Pilihan editor: LRT Jabodebek Targetkan 200 Ribu Penumpang per Hari Saat Beroperasi