“Kalau kita bandingkan dengan rasio antara permasalahan dengan yang teratasi itu di bawah 0 persen, jadi sangat kecil,” kata Didid.
Bappebti Kementerian Perdagangan mencatat nilai transaksi aset kripto di Indonesia turun drastis sepanjang tahun 2022. Salah satu faktor utamanya karena harga aset seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya yang anjlok.
Sepanjang periode Januari hingga November 2022, tercatat total nilai transaksi kripto di Tanah Air mencapai Rp 296,64 triliun. Angka ini jeblok hingga 65,45 persen ketimbang nilai transaksi kripto di Indonesia periode Januari – November 2021 sebesar Rp 858,76 triliun. Sedangkan nilai transaksi aset kripto sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 915,67 triliun.
Soal peralihan pengelolaan dari Bappebti ke OJK, kata Didid, didasarkan pada Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK) atau UU Omnibus Law di bidang keuangan.
Dalam beleid itu diatur ada waktu selama 24 bulan untuk transisi. Soal transisi ini pun akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) yang akan disusun dalam waktu enam bulan.
Lebih jauh, Didid membeberkan pengelolaan aset kripto dan perdagangan derivatif berpindah. Salah satunya adalah laporan Financial Stability Board (FSB) pada tahun 2022 yang menyebutkan pertumbuhan nilai aset kripto yang pesat dapat berdampak pada nilai keuangan.
“Sehingga kita saat itu sepakat untuk menghasilkan kebijakan publik harus forward looking, tidak hanya melihat sisi histori saja, tetapi ke depannya ini nanti seperti apa,” kata Didid.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi penerimaan pajak kripto sejak Juni-14 Desember 2022 adalah sebesar Rp 231,75 miliar. Realisasi tersebut terdiri atas pajak penghasilan (PPh) 22 atas transaksi aset kripto melalui Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) dalam negeri dan penyetoran sendiri Rp 110,44 miliar dan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri atas pemungutan oleh nonbendaharawan Rp 121,31 miliar.
ANDRY TRIYANTO TJITRA | RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Baca juga: Bappebti: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di ASEAN, tapi Kecepatan Internetnya Rendah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.