Dengan adanya komitmen perseroan dalam menggenjot digitalisasi, kinerja Bank Mandiri pun ikut mengalami perbaikan. Hal ini tercermin dari total penyaluran kredit Bank Mandiri per Februari 2022 yang mencapai Rp830,97 triliun secara bank only. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 10,33 persen dibandingkan periode yang tahun lalu.
Setali tiga uang, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga mengalami kenaikan, yakni mencapai 10,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dengan demikian, DPK yang dimiliki Bank Mandiri secara bank only menjadi sebesar Rp1.003,8 triliun di akhir Februari 2022.
Untuk menunjang kebutuhan ekspansi, dari sisi kredit Bank Mandiri akan melakukan penajaman bisnis dengan peran teknologi di depan melalui integrasi ekosistem bisnis korporasi (wholesale) dan ritel.
Rohan menyatakan emiten bersandi saham BMRI ini ingin memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale yang sudah ada.
"Selain itu, kami juga akan mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah secara prudent kepada nasabah yang ditargetkan dan sesuai dengan risk appetite perseroan,” tuturnya.
Tak lain dan tak bukan, tujuannya antara lain agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan optimal dengan tetap menghasilkan kualitas kredit yang terjaga. Ini seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi, Bank Mandiri optimistis laju pertumbuhan kinerja di tahun 2022 dapat terus membaik.
BACA: 52 Kantor Cabang Bank Mandiri Akan Ditutup Tahun Ini, Bagaimana Karyawannya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu