Sementara itu pada tahun ini, perusahaan masih berfokus merampungkan proses pekerjaan konstruksi penggalian lereng bendungan dan penggalian pondasi pada tubuh bendungan. Di sisi lain, Yuyus mengatakan perusahaan tidak berwewenang untuk mengusulkan lokasi alternatif pengambilan batuan andesit selain di Wadas.
“PT PP di sini hanya sebagai kontraktor pelaksana sehingga opsi pengambilan material batu di lokasi quarry bukanlah kewenangan kami sebagai kontraktor,” katanya.
Pemerintah berkukuh membuka lahan tambang andesit di Wadas lantaran alasan kecukupan cadangan hingga nilai ekonomi. Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan pemerintah memiliki banyak pertimbangan untuk mencapai titik eksplorasi andesit di Desa Wadas.
Dia mengatakan kebutuhan investasi proyek Bendungan Bener lebih murah jika bahan baku andesit diambil dari Desa Wadas yang jaraknya relatif dekat dengan Bendungan Bener atau sekitar 12 kilometer.
“Dari segi jarak, dari deposit, dari kualtias, kuantitas. Ya mungkin banyak di tempat lain, tapi berapa dan bagaimana. Itu belum kita detailkan dalam perencanaan yang lebih dekat,” ujar Airlangga.
Secara keseluruhan, pembangunan Bendungan Bener membutuhkan investasi hingga Rp 2,06 triliun. Bendungan ini sepenuhnya dibiayai dengan duit APBN menggunakan skema tahun berjalan 2018-2023. Selain PT PP, pembukaan lahan pertambangan dan pemenuhan bahan urugan bendungan dipegang oleh PT Brantas Abipraya, PT Adhi Karya, dan PT Ashfri Putraloka. Perusahaan-perusahaan tersebut menang lelang terbuka pada 2018.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: PT PP Targetkan Kontrak Baru Rp 28 Triliun pada Tahun Depan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.