Iwan mengatakan, sedikitnya ada 4 tahapan yang harus dilewati dalam produksi vaksin. Pertama tahapan Preklinis, yakni pengujian vaksin pada hewan. Setelah melewat tahap itu baru melanjutkan pada tahap Uji Klinis Fase 1 sampai 3.
“Fase satu untuk mengetahui terkait dengan keamanan. Jadi memastikan bahwa vaksin itu tidak ada efek samping dan lain sebagainya. Tahap dua terkait dengan dossier, dosisnya berapa. Tapi yang tahap dua ini masih juga dilakukan untuk sefety,” ujar dia.
Iwan mengatakan, seluruh tahapan yang disebutkan sudah dilakukan oleh Sinovac Biotech, perusahaan farmasi asal Cina. Bio Farma dilibatkan dalam Uji Klinis Tahap 3. “Sebetulnya tahap tiga ini bukan hanya di Indonesia. Ini berbarengan juga dilakukan di Brazil, Bangladesh, Turki, dan di kita Indonesia. Dan hasilnya harus sama."
Peneliti vaksin Sinovac, tutur dia, sudah mematok uji klinis yang dilakukan di Indonesia ditujukan pada 1.620 subjek. “Ini ada semacam persyaratan rasio, itu biasanya di peneliti,” ujarnya.
Menurut Iwan, dalam pengembangan vaksin Covid-19 dari Sinovac tersebut, Bio Farma berposisi sebagai sponsor untuk Uji Klinis Fase 3 di Indonesia. Bio Farma menunjuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk melakukan uji klinis.
“Karena kami sponsor, yang punya produk, silahkan nih uji. Yang menguji klinis itu harus badan yang independen, tidak boleh kita langsung,” kata dia.
CAESAR AKBAR | AHMAD FIKRI