TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan laju Rupiah selama 31 Juli hingga 4 Agustus akan cenderung datar. Rupiah diperkirakan akan berada pada rentang support Rp 13.345 dan resisten Rp 13.297.
Reza mengatakan Rupiah nampaknya masih belum merespons sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Kondisi ekonomi di zona Eropa yang mulai membaik pun rentan membuat Rupiah melemah. Perbaikan ekonomi membuat laju Euro menguat.
Sentimen positif untuk Rupiah datang dari Amerika. Dolar Amerika bergerak melemah seiring keputusan Bank Sentral Amerika untuk mempertahankan suku bunganya. Selain itu, ada ketidakpastian terhadap agenda Presiden Donald Trump, terutama setelah partai pendukungnya gagal meratifikasi Undang-Undang Kesehatan. "Keduanya seharusnya dapat menjadi sentimen positif bagi Rupiah," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Ahad, 30 Juli 2017.
Baca: Tren Penguatan Rupiah Diprediksi Bertahan
Selama sepekan kemarin, pergerakan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan. Laju Rupiah di pekan kemarin bergerak di atas target support Rp 13.342 dan di bawah resisten Rp 13.294.
Nilai tukar Rupiah sepekan kemarin melemah 0,11 persen. Laju Rupiah sempat melemah ke level Rp 13.340. Level tertingi yang dicapai yaitu Rp 13.306.
Pekan sebelumnya, nilai tukar Rupiah naik 0,20 persen dengan level tertinggi berada di level Rp 13.305. Sementara titik terendah Rupiah pekan itu berada di Rp 13.337.
Simak: Neraca Perdagangan Surplus, Rupiah Menguat
Reza mengatakan pelemahan sepekan kemarin disebabkan oleh menguatnya laju dolar Amerika. "Selain itu, belum ada sentimen dari dalam negeri yang dapat direspons positif oleh Rupiah meski terdapat sejumlah berita positif," ujarnya.
Menurut dia, laju Rupiah sempat menguat setelah didorong sentimen positif dalam negeri. Namun dampaknya tak bertahan lama. Laju Rupiah saat itu dipengaruhi antisipasi keputusan Bank Sentral Amerika, Federal Reserve, terhadap suku bunganya.
The Fed memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Lembaga tersebut memberi sinyal akan mulai mengurangi program stimulus yang besar secepatnya. Rencana tersebut diperkirakan dimulai pada September tahun ini.
VINDRY FLORENTIN