Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Natuna, Kilang Minyak Mini Berkapasitas 20 Ribu Barel Siap Dibangun

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Kapal Coast Guard Cina 3303 melintas di dekat KRI Imam Bonjol (383) setelah penangkapan kapal nelayan Han Tan Cou 19038 yang memasuki perairan Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, pada Jumat, 17 Juni 2016. TNI AL menangkap kapal nelayan berbendera Cina itu karena terdeteksi sedang menebar jala di perairan Indonesia. ANTARA/HO/Dispen Koarmabar
Kapal Coast Guard Cina 3303 melintas di dekat KRI Imam Bonjol (383) setelah penangkapan kapal nelayan Han Tan Cou 19038 yang memasuki perairan Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, pada Jumat, 17 Juni 2016. TNI AL menangkap kapal nelayan berbendera Cina itu karena terdeteksi sedang menebar jala di perairan Indonesia. ANTARA/HO/Dispen Koarmabar
Iklan

TEMPO.COJakarta - Untuk mengembangkan minyak dan gas bumi di Blok East Natuna, pemerintah akan membangun kilang minyak mini yang berkapasitas sekitar 20 ribu barel per hari.

Infrastruktur ini akan dibangun di tengah laut dengan investasi lebih dari Rp 250 miliar dan, apabila terwujud, Indonesia menjadi negara pertama yang membangun kilang minyak mini di tengah laut.

Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmaja Puja, kapasitas kilang minyak mini ini disesuaikan dengan produksi minyak Blok East Natuna yang diperkirakan 7.000-15.000 barel per hari.

Investasi untuk pembangunan kilang minyak mini ini pada awalnya akan ditawarkan kepada badan usaha. Apabila tidak ada yang berminat, pembangunan kilang akan menggunakan dana pemerintah.

Rencananya, kilang minyak mini dibangun di tengah laut di ujung Kepulauan Natuna. Selain agar bisa digunakan bersama-sama dengan blok migas lain, pembangunan kilang dilakukan demi kedaulatan negara.

Terkait dengan teknologi, menurut Wiratmaja, tidak ada masalah karena telah tersedia. Namun, dia mengakui, belum ada negara yang membangun kilang minyak mini di tengah laut karena biayanya yang relatif mahal. Terutama jika dibandingkan dengan pembangunan kilang di darat. 

“Membangun kilang di tengah laut itu keuntungannya kecil banget. Malahan mungkin tidak ada untung. Semakin besar kilang yang dibangun, semakin enak untuk profit,” ujar Wiratmaja, seperti dilansir situs resmi Kementerian, Minggu, 7 Agustus 2016. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, pemerintah berencana memproduksi lebih dulu cadangan minyak di Blok East Natuna, barulah kemudian gasnya. Diperkirakan perlu waktu 3 tahun agar kandungan minyaknya dapat berproduksi atau sekitar 2019.

Minyak yang akan diproduksi ini rencananya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di sekitar Natuna, antara lain untuk bahan bakar kapal TNI.

Blok East Natuna memiliki dua level, yakni level atas, yang merupakan gas, dan level bawah, yakni minyak. Cadangan gas di East Natuna diperkirakan empat kali lipat dari Blok Masela.

Untuk pengembangan gas ini, sedang dilakukan kajian teknologi dan market review oleh Pertamina yang memakan waktu 2 tahun. Namun pemerintah telah meminta BUMN tersebut mempercepat waktunya menjadi 1,5 tahun sehingga, pada 2017, sudah bisa ditetapkan PSC yang baru.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

2 Desember 2019

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, President dan GM Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto Presiden Direktur Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso, Direktur Utama Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati, SVP Exploration Pertamina RP Yudiantoro, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin saat meninjau North Processing Unit (NPU) wilayah kerja Blok Mahakam di Kutai Kartanegara, 31 Desember 2017. ANTARA
SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi tambahan produksi gas dari proyek BIGP.


Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

28 Maret 2016

Operasi Senyap, memantau kapal-kapal penangkap ikan di perairan Natuna menggunakan pesawat jenis Pilatus. TEMPO/Ijar Karim
Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

Kapal yang menangkap KM Kway Fey 10078 tidak dikenal International Maritime Organization.


Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

23 Maret 2016

Kapal penangkap ikan yang terekam lensa saat Operasi Senyap di perairan Natuna. TEMPO/Ijar Karim
Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

DPR menilai konflik Natuna mencederai kedaulatan wilayah Indonesia. Wakil Presiden seharusnya menunggu ada permintaan maaf Cina.


Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

29 Juli 2015

Medco. TEMPO/Yosep Arkian
Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

Medco awalnya memiliki saham 40 persen di Blok Natuna.


Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

10 Juni 2013

Kilang minyak Pertamina Cilacap. TEMPO/Aris Andrianto
Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

Blok East Natuna secara total memiliki cadangan gas sebanyak 212 triliun kaki kubik.


Produksi Gas Blok Natuna Mayoritas untuk Indonesia

18 Mei 2013

Jero Wacik. TEMPO/Tony Hartawan
Produksi Gas Blok Natuna Mayoritas untuk Indonesia

Belum bisa dipastikan kapan proses eksploitasi dan eksplorasi bisa dimulai


Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

21 Oktober 2012

Logo PTT Exploration and Production (PTT EP). bloomberg.com
Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

Perusahaan minyak dan gas asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP), dipastikan akan menjadi mitra Pertamina dalam menggarap Blok East Natuna.


Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

16 Oktober 2012

Investasi Pertamina di Australia Merugi
Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

Pertamina sudah melakukan partner selection sejak akhir tahun lalu dan tahapannya sudah final.


Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

4 Agustus 2009

Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

Pengkajian itu dilakukan karena harga minyak mentah sebesar US$ 70 per barel sekarang ini dinilai masih marjinal.


Gas Natuna untuk Pasok Terminal LPG Teluk Jakarta

6 Mei 2009

Gas Natuna untuk Pasok Terminal LPG Teluk Jakarta

Pemerintah berencana memasok gas dari lapangan Natuna D-Alpha untuk kebutuhan terminal lepas pantai gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang akan dibangun di Teluk Jakarta.