Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Produksi Gas Blok Natuna Mayoritas untuk Indonesia

image-gnews
Jero Wacik. TEMPO/Tony Hartawan
Jero Wacik. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengaku telah menjalin kesepakatan kontrak eksplorasi gas di Blok East Natuna bersama PTT Exploration and Production. Kesepakatan tersebut terutama mengenai alokasi pembagian produksi gas.

"Mereka sudah setuju bahwa gas di proyek Natuna itu mayoritas akan dialokasikan untuk Indonesia, nanti sebagian boleh untuk Thailand," kata Jero dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 17 Mei 2013.

Meski begitu, Jero belum bisa memastikan kapan proses eksploitasi dan eksplorasi bisa dimulai. Alasannya masih ada satu perizinan untuk konsorsium yang belum diteken oleh Kementerian Keuangan. "Tahun ini kami targetkan bisa selesai semua," ujarnya.

Wakil Menteri Energi, Susilo Siswoutomo menjelaskan, Blok ini secara total memiliki cadangan gas sebanyak 212 triliun kaki kubik. Hanya saja, sebesar 75 persen cadangan gas mengandung karbondioksida (CO2) yang tinggi. "Jadi yang recoverable itu hanya sekitar 46 triliun kaki kubik," ujarnya.

Ada pun nilai investasi untuk seluruh proyek di Blok East Natuna mencapai US$ 20 miliar. Hanya saja, Susilo enggan menyebutkan pembagian porsi untuk masing-masing peserta konsorsium, yakni PT Pertamina, ExxonMobil, Total EP Indonesie, dan PTT EP Thailand.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

CEO PTT Exploration and Production Tevin Vongvanich membenarkan sedang menunggu keputusan perizinan dari Pemerintah Indonesia. "Kami menerima indikasi baik dan dukungan dari Pemerintah Indonesia khususnya dari Menteri Energi," kata Vongvanich.

Termasuk soal keputusan berapa besar nilai investasi yang bakal ditanamkan dari pihak PTTEP, Vongvanich menyatakan belum diputuskan. "Kami masih menunggu konfirmasi (perizinan) dulu," ujarnya. Tapi, ia mengaku sudah mendiskusikannya pembagian rasio investasi dengan peserta konsorsium lainnya.

Proyek ini terkatung-katung lantaran skema insentif pembebasan pajak belum disepakati. Pengelolaan Blok East Natuna akan dikerjakan oleh konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina, ExxonMobil, Total EP Indonesie, dan PTT EP Thailand.

AYU PRIMA SANDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

2 Desember 2019

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, President dan GM Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto Presiden Direktur Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso, Direktur Utama Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati, SVP Exploration Pertamina RP Yudiantoro, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin saat meninjau North Processing Unit (NPU) wilayah kerja Blok Mahakam di Kutai Kartanegara, 31 Desember 2017. ANTARA
SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi tambahan produksi gas dari proyek BIGP.


Di Natuna, Kilang Minyak Mini Berkapasitas 20 Ribu Barel Siap Dibangun

8 Agustus 2016

Kapal Coast Guard Cina 3303 melintas di dekat KRI Imam Bonjol (383) setelah penangkapan kapal nelayan Han Tan Cou 19038 yang memasuki perairan Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, pada Jumat, 17 Juni 2016. TNI AL menangkap kapal nelayan berbendera Cina itu karena terdeteksi sedang menebar jala di perairan Indonesia. ANTARA/HO/Dispen Koarmabar
Di Natuna, Kilang Minyak Mini Berkapasitas 20 Ribu Barel Siap Dibangun

Untuk mengembangkan migas di Blok East Natuna, pemerintah akan membangun kilang minyak mini yang berkapasitas sekitar 20 ribu barel per hari.


Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

28 Maret 2016

Operasi Senyap, memantau kapal-kapal penangkap ikan di perairan Natuna menggunakan pesawat jenis Pilatus. TEMPO/Ijar Karim
Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

Kapal yang menangkap KM Kway Fey 10078 tidak dikenal International Maritime Organization.


Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

23 Maret 2016

Kapal penangkap ikan yang terekam lensa saat Operasi Senyap di perairan Natuna. TEMPO/Ijar Karim
Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

DPR menilai konflik Natuna mencederai kedaulatan wilayah Indonesia. Wakil Presiden seharusnya menunggu ada permintaan maaf Cina.


Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

29 Juli 2015

Medco. TEMPO/Yosep Arkian
Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

Medco awalnya memiliki saham 40 persen di Blok Natuna.


Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

10 Juni 2013

Kilang minyak Pertamina Cilacap. TEMPO/Aris Andrianto
Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

Blok East Natuna secara total memiliki cadangan gas sebanyak 212 triliun kaki kubik.


Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

21 Oktober 2012

Logo PTT Exploration and Production (PTT EP). bloomberg.com
Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

Perusahaan minyak dan gas asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP), dipastikan akan menjadi mitra Pertamina dalam menggarap Blok East Natuna.


Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

16 Oktober 2012

Investasi Pertamina di Australia Merugi
Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

Pertamina sudah melakukan partner selection sejak akhir tahun lalu dan tahapannya sudah final.


Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

4 Agustus 2009

Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

Pengkajian itu dilakukan karena harga minyak mentah sebesar US$ 70 per barel sekarang ini dinilai masih marjinal.


Gas Natuna untuk Pasok Terminal LPG Teluk Jakarta

6 Mei 2009

Gas Natuna untuk Pasok Terminal LPG Teluk Jakarta

Pemerintah berencana memasok gas dari lapangan Natuna D-Alpha untuk kebutuhan terminal lepas pantai gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang akan dibangun di Teluk Jakarta.