TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun harga pembelian listrik (feed in tariff/FIT) baru listrik panas bumi yang lebih tinggi telah ditetapkan pada 2012 lalu, tak semua pengembang ingin menggunakan skema harga yang baru. PT Medco Cahaya Geothermal, pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, memilih menggunakan harga listrik lama, seperti saat lelang wilayah kerja pertambangan (WKP).
Pada saat tender WKP panas bumi Gunung Ijen, Jawa Timur, pada Mei 2011, Medco Cahaya Energi memenangkan tender dengan harga US$ 8,58 sen per kilowatt-jam. Harga ini lebih rendah daripada FIT listrik panas bumi yang ditetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2012. Dalam beleid yang terbit pada akhir 2012 ini, harga pembelian listrik panas bumi untuk Pulau Jawa adalah US$ 11 sen per kilowatt-jam untuk tegangan tinggi dan US$ 12,5 per kilowatt-jam untuk tegangan menengah.
"Kami mendapatkan ini melalui tender dan kami putuskan untuk tetap mengikuti hasil tender saja, tidak mengikuti feed ini tariff. Karena kalau mengikuti feed in tariff, akan lama lagi proses persetujuan dan segala macamnya," kata Presiden Direktur Medco Energi Power, Fazil E. Alfitri, ketika ditemui seusai penandatanganan perjanjian jual-beli listrik PLTP Ijen dengan PT PLN (Persero) di kantor pusat PLN, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2013.
Meskipun kontrak PLTP Ijen berkapasitas 2 x 55 megawatt disepakati beroperasi komersial pada 2018, Fazil berharap, proyek ini bisa selesai dan beroperasi komersial pada 2016. Fazil optimistis target ini bisa dicapai jika cadangan uap sudah terbukti pada Juli 2013 dan pengeboran berhasil. "Kalau sumur sudah bisa disetujui dan kami bisa NOID (notice of initial development) itu disetujui 100 megawatt saja, kami akan mulai," kata Fazil.
Fazil menyatakan, pengembangan PLTP Ijen akan membutuhkan investasi sebesar US$ 400 juta. Proyek ini akan didanai dari pinjaman dengan porsi 70 persen dan kas internal perusahaan sebesar 30 persen.
Untuk tahun ini, perusahaan akan mengeluarkan investasi US$ 20 juta untuk pengeboran sumur dan pengembangan rekayasa (engineering). Fazil mengatakan, untuk pengeboran satu sumur, dibutuhkan dana US$ 7 juta. "Rencananya kami akan mengebor sumur pertama Juli 2013. Kalau bisa juga kami akan mengebor sumur kedua pada akhir tahun sehingga untuk pengeboran totalnya US$ 14 juta. Kemudian juga pengembangan engineering dan desain engineering akan menghabiskan US$ 6 juta," kata Fazil.
Selain membangun PLTP, Medco Cahaya Geothermal juga akan membangun transmisi 150 kilovolt sepanjang kurang-lebih 32 kilometer dari PLTP Ijen ke Gardu Induk Banyuwangi milik PLN. "Biaya transmisi di luar harga listrik dikenakan US$ 0,3 sen per kilowatt-jam," kata Fazil.
PLTP Ijen adalah salah satu bagian dalam Proyek Percepatan Pembangkit 10 Ribu Megawatt Tahap II. Dari total daya yang dibangkitkan 10.047 megawatt, sebanyak 4.925 adalah listrik panas bumi. Namun, proyek yang ditargetkan rampung pada 2016 ini diperkirakan akan terlambat. Pada 2013 sampai 2016 diperkirakan baru ada tambahan daya 4.649 megawatt dari proyek FTP yang dicanangkan sejak 2010 ini.
BERNADETTE CHRISTINA