TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dunia bisnis, dua model yang sering dibahas adalah franchise dan kemitraan. Meskipun keduanya menawarkan kesempatan untuk bekerja sama dalam bisnis, keduanya memiliki karakteristik, struktur, dan tujuan yang berbeda.
Artikel ini akan membahas perbedaan antara franchise dan kemitraan secara mendalam, serta memberikan pemahaman yang lebih baik bagi mereka yang mempertimbangkan untuk terlibat dalam salah satu model bisnis ini.
1. Definisi dan Konsep Dasar
Franchise adalah suatu sistem di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem, dan proses bisnis yang telah ditetapkan. Franchisee biasanya membayar biaya awal dan royalti berkelanjutan kepada franchisor sebagai imbalan atas dukungan dan hak untuk menggunakan merek.
Adapun kemitraan adalah hubungan bisnis di mana dua atau lebih individu atau entitas bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kemitraan, semua mitra berbagi tanggung jawab, risiko, dan keuntungan bisnis. Kemitraan ini dapat berupa kemitraan umum (di mana semua mitra terlibat dalam pengelolaan) atau kemitraan terbatas (di mana beberapa mitra memiliki tanggung jawab terbatas).
2. Struktur dan Kepemilikan
Dalam sistem franchise, franchisee memiliki dan mengelola lokasi bisnis secara independen, tetapi harus mengikuti pedoman dan standar yang ditetapkan oleh franchisor. Ini termasuk penggunaan merek, metode pemasaran, dan prosedur operasional. Meskipun franchisee memiliki kebebasan dalam menjalankan bisnis, mereka terikat oleh kontrak yang mengharuskan mereka untuk mematuhi kebijakan franchisor.
Sementara itu, dalam kemitraan, semua mitra memiliki kepemilikan bisnis secara bersama. Mereka berkolaborasi dalam pengambilan keputusan dan berbagi tanggung jawab dalam operasional sehari-hari. Kepemilikan dan kontrol atas bisnis biasanya ditentukan oleh kesepakatan kemitraan yang telah disepakati sebelumnya.
3. Biaya dan Pembagian Keuntungan
Franchise biasanya memerlukan biaya awal yang signifikan untuk mendapatkan hak penggunaan merek dan akses ke sistem bisnis. Selain biaya awal, franchisee juga diharuskan membayar royalti berkelanjutan, yang dapat berkisar antara 4-10 persen dari pendapatan kotor. Royalti ini digunakan untuk mendukung pemasaran dan pengembangan merek oleh franchisor.
Dalam kemitraan, biaya awal tidak selalu ada, tetapi setiap mitra biasanya menyetor modal awal untuk memulai bisnis. Pembagian keuntungan ditentukan oleh kesepakatan kemitraan. Dalam kemitraan umum, keuntungan biasanya dibagi rata, tetapi dapat juga ditentukan berdasarkan kontribusi modal masing-masing mitra.
4. Dukungan dan Pelatihan
Salah satu keuntungan utama dari franchise adalah dukungan dan pelatihan yang diberikan oleh franchisor. Franchisor sering kali menyediakan pelatihan awal, pemasaran, dan dukungan operasional untuk membantu franchisee memulai bisnis mereka. Ini termasuk panduan tentang pengelolaan inventaris, layanan pelanggan, dan strategi pemasaran.
Dalam kemitraan, dukungan dan pelatihan biasanya bersifat informal. Mitra yang lebih berpengalaman dapat memberikan bimbingan kepada mitra baru, tetapi tidak ada struktur formal seperti dalam sistem franchise. Kesuksesan kemitraan lebih bergantung pada kolaborasi dan komunikasi antara mitra.
5. Risiko dan Tanggung Jawab
Franchisee bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis sehari-hari, tetapi risiko bisnis tetap ada pada franchisee. Jika bisnis gagal, franchisee dapat kehilangan investasi awal dan biaya yang telah dikeluarkan. Namun, dengan dukungan dari franchisor, franchisee sering kali memiliki peluang yang lebih baik untuk sukses.
Di sisi lain, dalam kemitraan, semua mitra berbagi risiko. Jika bisnis menghadapi masalah keuangan, semua mitra akan terpengaruh, dan tanggung jawab untuk membayar utang atau kerugian bisnis biasanya dibagi di antara mitra. Ini berarti bahwa kemitraan bisa menjadi lebih berisiko bagi individu, terutama jika salah satu mitra tidak memenuhi kewajibannya.
Franchise dan kemitraan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk terlibat dalam salah satu model bisnis ini. Franchise menawarkan sistem yang terstruktur dan dukungan dari franchisor, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi dan keterikatan pada pedoman tertentu. Di sisi lain, kemitraan menawarkan fleksibilitas dan kolaborasi, tetapi juga membawa risiko yang lebih besar bagi semua mitra yang terlibat.
Memilih antara franchise dan kemitraan tergantung pada tujuan bisnis, toleransi risiko, dan preferensi pribadi. Sebaiknya, calon pengusaha melakukan penelitian menyeluruh dan mempertimbangkan nasihat profesional sebelum membuat keputusan.
FRENCHISE DIRECT | INVESTOPEDIA | SBA.GOV
Pilihan Editor: Daftar 7 Franchise dengan Modal Murah di Bawah Rp 10 Juta, Ada Es Teh Solo