TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya meresmikan penyatuan usaha atau merger PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II setelah melalui proses integrasi. Dua perusahaan pelat merah bandar udara itu kini sah menjadi satu badan usaha, yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
“Isu lay off (pemutusan kerja) tidak ada, justru isu pengembangan, kita mengolah 37 bandara akan menjadi satu sistem pelayanan,” kata Erick Thohir ditemui usai peresmian merger di kantor InJourney Airports, Sarinah, Jakarta Senin, 9 September 2024.
Dengan bersatunya PT Angkasa Pura Indonesia, Erick Thohir berharap model bisnisnya juga akan berubah. Manajemen bakal mencontoh beberapa bandara di luar negeri, seperti Singapura, yang tidak hanya fokus pada transportasi tapi juga membangun ekosistem lain. Tak hanya pendapatan dari layanan pesawat udara, tapi juga pendapatan di luar layanan tersebut.
“Inilah kenapa nanti kami perbaiki bisnis model agar income-nya dan non aero-nya bisa terus meningkat seperti yang sudah dilakukan saat ini,” ujar Erick Thohir.
Profil PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports
Seperti diketahui, PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports merupakan gabungan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Adapun Angkasa Pura I mengelola 15 bandara yang terutama terletak di Indonesia bagian tengah dan timur dan juga Bandar Udara Internasional Hang Nadim.
Angkasa Pura I didirikan oleh pemerintah pada 1962 sebagai PN Angkasa Pura Kemayoran untuk mengelola Bandara Kemayoran yang saat itu merupakan satu-satunya bandara internasional di Indonesia. Pada 1965, nama perusahaan ini diubah menjadi PN Angkasa Pura dan mulai mengelola bandara selain Kemayoran.
Pada 1974, status perusahaan ini diubah menjadi perusahaan umum, dan pada 1980 mulai mengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai, disusul Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Polonia Medan. Pada 1985, PN Angkasa Pura menghentikan operasional Bandara Kemayoran menyusul dibukanya Bandara Soekarno Hatta.
PN Angkasa Pura kemudian diubah pada 1986 menjadi Perum Angkasa Pura I dan ditugaskan untuk mengelola bandar udara yang terletak di Indonesia bagian timur di antaranya:
- Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
- Bandara Sepinggan, Balikpapan
- Bandara Sam Ratulangi, Manado
- Bandara Frans Kaisiepo, Biak
- Bandara Adi Soemarmo, Solo
- Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, dan
- Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.
Perubahan nama dan tugas PN Angkasa Pura menjadi Perum Angkasa Pura I itu seiring didirikannya PT Angkasa Pura II pada 1984 untuk menangani bandara di wilayah barat Indonesia yang beroperasi di Bandara Soekarno Hatta sejak 1985. Selain Bandara Soekarno-Hatta, perusahaan ini juga menangani:
- Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
- Bandara Supadio, Semarang
- Bandara Polonia, Medan
- Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
- Bandara Husein Sastranegara, Bandung
- Bandara Blang Bintang, Banda Aceh, dan
- Bandara Tabing Padang
Selanjutnya: Rencana Penggabungan API I dan AP II Sejak Covid-19