Didik Rachbini bercerita, dia bersama Faisal Basri, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi terlibat membangun Indef. Institusi bereputasi, kritis dan progresif dalam menilai kebijakan ekonomi Indonesia. "Pandangan Faisal Basri dengan saya tidak berbeda," ucap Didik Rachbini.
Terutama dia dan Faisal Basri, memiliki kesamaan pandangan dalam hal kemandirian analisis ekonomi dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro-rakyat. "Tetapi Faisal Basri lebih berani, gamblang, dan terus terang," ujar Didik Rachbini.
Sementara dengan sahabat ekonom lainnya di Indef seperti Didin Damanhuri, Faisal Basri sama-sama mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil. "Berbagi visi dalam hal reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah," ucap Didik Rachbini.
Selain itu, yang lebih mengesankan dari pribadi Faisal Basri, kata Didik Rachbini, adalah independen dan anti-korupsi. Tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya. Ia selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah. Tidak segan menyuarakan pendapat berbeda. "Meski itu tidak populer," ujarnya.
Menurut Didik Rachbini, Faisal Basri sering menunjukkan sikap independen dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. "Juga menyesalkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberangus pemerintah dan parlemen," kata Didik Rachbini.
Didik Rachbini menuturkan, Faisal Basri sosok yang berkontribusi besar memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik Indonesia. Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Faisal Basri sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia. "Terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan," tutur dia.
Di bidang akademik, menurut Didik Rachbini menuturkan, Faisal Basri dihormati sebagai dosen ekonomi di UI. Selain itu, Faisal Basri juga mendirikan lembaga think tank Institute for Development of Economics & Finance (Indef) dengan kegiatan mengajar dan meneliti isu-isu ekonomi dengan fokus pada pembangunan ekonomi dan kebijakan publik.
Pilihan Editor: Deretan Kritik Faisal Basri ke Jokowi, dari Kenaikan PPN jadi 12 Persen, Oligarki, hingga Jebloknya Investasi