TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia berkembang pesat. Perkembangan ini, kata dia, bisa dilihat dari bervariasinya produk keuangan berbasis syariah yang bisa dinikmati masyarakat. Mulai dari obligasi syariah, asuransi syariah, hingga pembiayaan usaha berbasis syariah.
Selain bervariasinya produk keuangan berbasis syariah, Ma'ruf berujar perkembangan ekonomi keuangan syariah juga ditandai dengan peningkatan aset lembaga keuangan syariah. "Aset pasar modal syariah mencapai hampir 20 persen dari total aset pasar modal nasional," kata Ma'ruf dalam pidantonya di acara Sharia Economics and Finance International Seminar, Selasa, 2 September 2024.
Ma'ruf juga mengatakan ekonomi dan keuangan syariah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sebab, menurut Ma'ruf, ekonomi dan keuangan syariah memiliki prinsip-prinsip yang mengedepankan keadilan dan pemerataan, kesejahteraan, dan dapat diterima semua kalangan. Karena itu, pemerintah terus memacu perkembangan ekonomi syariah melalui penguatan infrastruktur dan ekosistem.
Ma'ruf menuturkan, program ekonomi syariah tidak hanya bergulir di tingkat pusat tetapi daerah. Sejak 2020, pemerintah juga mengembangkan fokusnya terhadap sektor ekonomi ini. Semula, Ma'ruf berujar, pengembangan ekonomi syariah hanya difokuskan pada sektor keuangan tapi kemudian dibagi menjadi empat fokus yang terdiri dari industri keuangan, industri halal, dana sosial syariah, serta pengembangan bisnis dan pengembangan pengusaha syariah.
"Ekonomi dan keuangan syariah menjadi arus baru pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf mengatakan pemerintah harus terus memastikan dan mengawal keberlanjutan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah dengan pengintegrasian ekonomi dan keuangan syariah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 sebagai program utama pada tranformasi ekonomi berbasis produktivitas. Ia berharap hal itu menujadi landasan kuat bagi keberlanjutan ekonomi dan keuangan syariah pada pemerintahan presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.
Pasalnya, menurut Ma'ruf, masa depan ekonomi dan keuangan syariah cukup menjanjikan dalam memperbesar kapasitas naional. Ia memperkirakan, pada 2030 kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB nasional bisa mencapai US$ 10 miliar atau setara 1,5 persen PDB nasional.
"Ekonomi syariah di masa depan akan semakin kencang seiring perkembangan digitalisasi dan selaras dengan konsep ekonoi hijau yang mengutamakan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan," kata dia.
Pilihan Editor: Hampir Dua Tahun Vakum, KA Mutiara Timur Rute Surabaya-Banyuwangi Kembali Beroperasi