TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengajak negara-negara di ASEAN mengembangkan angkutan masal perkotaan berbasis rel saat membuka ASEAN railway CEO’s Conference pada hari ini di Bandung.
“Kita mengajak negara-negara ASEAN untuk bersama-sama mengembangkan angkutan masal perkotaan, khususnya yang berbasis rel,” kata Budi Karya, dalam konferensi pers selepas membuka konferensi petinggi perusahaan kereta api negara-negara ASEAN di Bandung, Selasa, 3 September 2024.
Ia mengatakan, di masa pemerintahan Presiden Jokowi, angkutan masal perkotaan berbasi kereta berkembang pesat. Salah satunya dengan kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh.
“Kita tahu bersama kebanggaan kita kereta cepat Whoosh itu menjadi buah bibir, bukan di tanah air saja tapi di ASEAN, bahkan di Erop pun menceritakan bagaimana Whoosh itu sukses dengan kecepatan, dengan kerapihan, dan sebagainya."
Budi Karya mengatakan, tidak hanya kereta cepat, Indonesia juga memiliki MRT yang disebutnya akan dikembangkan di sejumlah kota lainnya. Ia juga menyebut LRT dan ART.
“Kemudian kita punya LRT yang suda di dua kota, Palembang dan Jakarta. Berikutnya akan ada di beberapa kota. Kita ada yang baru yaitu ART, di IKN (Ibu Kota Nusantara), Autonomous Rail Transit, dan ini diminati oleh banyak kota-kota di Indonesia,” kata Budi Karya.
Ia menyebutkan, pemerintah Indonesia juga membidik penggunaan kereta api tidak hanya sebagai pengguna, tapi juga produsen kereta. “Berkaitan dengan majunya penggunaan dari kereta api ini, pemerintah juga ingin tidak sebagai user saja, tetapi kita juga sebagai produsen dengan fungsi INKA yang ditingkatkan,” tuturnya.
Budi Karya mengatakan, angkutan berbasis rel atau kereta saat ini menjadi angkutan favorit karena harganya terjangkau, dan tepat waktu. Tak hanya itu, kereta api juga menjadi lifestyle.
“Sekarang menjadi suatu kenyataan bahwa naik kereta api, Surabaya-Jakarta, Solo-Jakarta, atau ke Bandung itu menjadi suatu lifestyle, bukan saja menjadi satu pergerakan dari manusia,” kata dia.
Ia menduga salah satu sebab akun mendia sosialnya kebanjiran pengikut karena dirinya rajin mengunggah soal kereta api. “Saya jujur banyak berterima kasih pada kereta api, saya nge-push tentang kereta api, followers-nya banyak,” kata dia.
Kendati demikian, Budi mengakui di kota-kota besar di Indonesia penggunaan angkutan massal belum maksimal. “Jakarta, banyak yang senang, tapi belum maksimal, oleh karenanya ini PR untuk kita untuk mengembangkan,” kata dia.
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, ASEAN Railway CEO’s Conference yang digelar 2-5 September 2024 di Bandung merupakan perhelatan dua tahunan yang dihadiri petinggi perusahaan kereta api negara-negara ASEAN. “Kami tahun ini menjadi tua rumah, setelah dua tahun yang lalu Filipina,” kata dia dalam konferensi pers di Bandung, Selasa, 3 September 2024.
Didiek mengatakan, dalam konferensi tersebut seluruh perusahaan kereta api di ASEAN akan berbagi pengalaman dalam membangun transportasi kereta api. “Kita di antara operator kereta api ini saling sharing pengalaman kita di dalam membangun transportasi kereta api. Kereta Api Indonesia ini salah satu barometer yang utama di railway di ASEAN ini,” kata dia.
PT KAI, kata DIdiek, akan mengajak peserta konferensi untuk merasakan pengalaman baru untuk menjajal seluruh moda transportasi massal unggulan yang ada di Indonesia. Dengan alasan itu sengaja dipilih Bandung sebagai lokasi konferensi.
Delegasi konferensi akan diajak menjajal kereta cepat Whoosh dari Bandung menuju Stasiun Halim. Selanjutnya menggunakan LRT Jabodetabek menuju Stasiun Dukuh Atas, dan dilanjutkan dengan Trans Jakarta menuju Stasiun Gambir. Dari sana peserta konferensi akan di ajak kembali ke Bandung menggunakan kereta Panoramik menuju Stasiun Bandung.
“Untuk itulah maka diselenggarakan di Bandung. Karena kita ingin memberikan new experience pada rekan-rekan delegates ini, nanti bisa naik semua moda,” kata Didiek.
Pilihan Editor: 200 Ribu WNA Telah Coba Whoosh, Manajemen Sebut dari Malaysia Paling Banyak