Pendataan QR Code BBM subsidi di Kota Yogyakarta sendiri masih berjalan dan belum rampung.
"Kami juga meminta warga Kota Yogyakarta yang merasa berhak mendapatkan BBM bersubsidi itu segera mendaftarkan kendaraan roda empatnya lewat program itu," kata Sugeng.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menilai skrining pengguna BBM subsidi Pertalite perlu dilakukan karena beban APBN membengkak.
Alokasi belanja subsidi ini selalu membengkak mencapai Rp 90 triliun setiap tahun karena sekitar 80 persen tidak tepat sasaran.
"Pemerintah harus lebih serius menjalankan program subsidi tepat pertalite ini," kata dia.
Fahmy menyatakan apabila program tepat sasaran pertalite berhasil dilaksanakan maka bakal menghemat dan menyelamatkan APBN untuk belanja subsidi.
Penghematan anggaran subsidi BBM bisa dialihkan ke program-program yang lebih strategis untuk kepentingan rakyat seperti pendidikan, pengentasan kemiskinan hingga bantalan sosial.
"Program subsidi tepat pertalite ini akan efektif, karena beban subsidi sangat besar sekali maka diperlukan subsidi tepat sesegera mungkin, jika ini berhasil juga dapat mengendalikan inflasi," paparnya.
Pilihan Editor: Bahlil Dilantik jadi Menteri ESDM, PKS Sebut Jokowi Semestinya Madeg Pandita: Bukan Sradak-sruduk, Ugal-ugalan